JIMBARAN (KRJogja.com) – Beberapa tokoh nasional mendapat pengahargaan ICMI Award 2025. Mereka adalah Prof Dr Din Syamsuddin yang meraih penghargaan atas pengabdian di bidang pendidikan, kemanusiaan dan perdamaian dunia. Kemudian Jusuf Kalla (bidang politik), Prof Dr Nasaruddin Umar )moderasi beragama) dan Dr Saraswati Khasanah (Pendiri Alisa Khadijah).
Juga 5 mantan Mahasiswa Universitas Brawijaya pemrakarsa seminar pendirian ICMI di Malang. Penganugerahan Award Ketua Umum ICMI Prof DrArif Satria dalam Milad ICMI 34 dan Pembukaan Silaknas ICMI di Auditorium Four Season Jimbaran, Bali, Jumat (5/12).
Ketua Umum ICMI dalam sambutannya mengungkapkan, Indonesia itu beragam dan sedang beranjak dalam kemajuan. Perpaduan nilai-nilai lokal dan modern akan menjadikan Indonesia lebih maju di masa depan. Untuk itu menurutnya ICMI harus berperan besar dalam membangun mempersiapkan kuakitas bangsa Indonesia yang berkualitas, relevan dengan kemajuan zaman.
Baca Juga: Persib Menang, PSIM Tertinggal Enam Poin di Belakang
Menurutnya, alam punya cara dalam menjaga keseimbangan agar tetap tumbuh dan memberikan kebaikan bagi sekitarnya. "Kita lihat bahwa ikan dilaut dan pohon di hutan. Tidak diberi makan dan dipupuk oleh kita, namun tumbuh subur. Itu karena ada sistem yang bekerja pada alam, dan cara alam bekerja itulah yang harus dipelajari oleh manusia," kata Arif.
Sementara salah seorang penerima anugerah, prof Dr Din Syamsuddin menyatakan, award ini adalah milik semua dan hasil karya bersama. Menurutnya, capaian dan prestasi seseorang bukan karena dirinya sendiri tapi hasil kerja sama dan kebersamaan dengan manusia-manusia lain.
Dalam sambutan singkat setelah penganugerahan Din Syamsuddin, yg bulan lalu memprakarsai Forum Perdamaian Dunia Ke-9, menyatakan bahwa award ini adalah milik semua dan hasil karya bersama. Menurutnya, capaian dan prestasi seseorang bukan karena dirinya sendiri tapi hasil kerja sama dan kebersamaan dengan manusia-manusia lain.
Baca Juga: Persib Menang, PSIM Tertinggal Enam Poin di Belakang
Dikatakan mantan Ketum PP Muhammadiyah ini, keberadaan ICMI sangat diperlukan Bangsa Indonesia. Karena lanjut Din yang bulan lalu memprakarsai Forum Perdamaian Dunia Ke-9 di Jakarta, bangsa dewasa ini menghadapi tantangan besar, berat dan kompleks serta complicated.
“Kaum cendekiawan harus tampil sebagai penyelesai masalah (problem solver), bukan bagian dari masalah (part of the problem),” tandasnya.
Menurut pandangan Islam dan Alquran, cendekiawan adalah ulama yang menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan. Juga Ulul Albab yang mengdepankan daya rasional. Serta menurutnya juga Ulun Nuha yang mengedepankan daya spiritual dalam melakukan perubahan dalam kehidupan masyarakat, dalam rangka menunaikan misi kemanusiaan membangun khilafah peradaban.
Untuk itu, Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini mengharapkan ICMI tampil sebagai agen perubahan Indonesia. ICMI menurutnya harus menggerakkan reformasi moral di tengah penyakit illiterasi moral (moral illiteracy) atau Tuna Aksara Moral yang melilit bangsa dewasa ini.
Baca Juga: Persib Menang, PSIM Tertinggal Enam Poin di Belakang
“Mirisnya, penyakit Tuna Aksara Moral ini banyak diidap orang-orang terpelajar, maka Kaum Terpelajar bermoral harus tampil mengatasinya,” tandasnya sembari mengucapkan selamat ulang tahun untuk ICMI. (Fsy)