peristiwa

Uniknya Komunitas 'Le Sape' di Kongo, Rela Miskin Asal Gaya

Jumat, 15 April 2022 | 14:27 WIB
Komunitas Le Sape (instagram maximepivot)

KONGO, KRJOGJA.com - Tingkah laku penduduk dunia memang aneh sekaligus unik. Terkadang, apa yang kitga lakukan di sini berbeda dengan kelakuan mereka di negara masing-masing. Seperti komunitas Le Sape dari Kongo ini.

Republik Kongo yang terletak di Benua Afrika punya komunitas fesyen yang disebut La Sape. Komunitas ini dikenal karena pilihan hidupnya yang ekstrem, mereka rela hidup susah asal bisa tampil fashionable.

Dari mana asal-usul La Sape?

La Sape adalah singkatan dari Société des ambianceurs et des personnes elegantes atau Society of Atmosphere-setters and Elegant People.

Asal-usul La Sape diyakini bermula di awal abad ke-20 di masa penjajahan Belgia-Prancis di mana budak Kongo bekerja untuk mendapatkan pakaian bekas.

Di luar jam kerja, para pria Kongo mulai berpakaian seperti "pria Prancis" yang fashionable, ditandai dengan pakaian warna-warni, sepatu mewah, aksesoris seperti topi bowler, tongkat, dan kacamata hitam. Mengenakan pakaian seperti itu, mereka merasa keren dan mendapatkan energi serta kegembiraan.

Orang-orang ini disebut sapeurs (atau sapeuses bagi perempuan). Pada saat itu, La Sape adalah bentuk eskpresi sosial dari orang-orang yang pernah dijajah. Sapeurs menggunakan gerakan ini sebagai pelarian dari kesengsaraan mereka, yang kemudian menjadi inspirasi bagi komunitas lain.

Namun, mengutip Al Jazeera, saat ini La Sape adalah ideologi gerakan tentang menjadi bahagia dan elegan bahkan jika seseorang sebenarnya kekurangan makan.

Namun, La Sape lebih dari sebuah subkultur. Ini adalah bagian penting dari budaya Kongo. Bahkan, para politisi dan musisi menghormati gerakan ini.

"Bagi saya, La Sape hanyalah tentang kebersihan: Saya merasa nyaman dengan setelan Ozwald Boateng saya, jadi saya memakainya," kata Aime Champaigne, salah satu pengikut gerakan La Sape, seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

Namun demikian, orang Kongo yang skeptis tentang La Sape mendefinisikan gerakan ini sebagai obsesi - kecanduan yang tidak dapat dihentikan bahkan jika Anda merasa itu salah. (*)

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB