BANJARMASIN, KRJOGJA.com - Balai Bahasa Kalimantan Selatan melakukan pelindungan dan pelestarian sastra lisan di daerah, melaksanakan Revitalisasi Sastra Lisan Bapandung dan Bimbingan Teknis Pelindungan Sastra Lisan Basyair.
"Dewasa ini, syair sebagai tontonan mulai kurang diminati masyarakat karena masyarakat modern lebih memilih tontonan seperti sinetron, film dan lain-lain,†kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan Luthfi Baihaqi dalam keterangan persnya, Jumat (29/10/2021).
Bapandung sendiri merupakan sastra lisan Banjar bercerita yang biasanya diadakan sebagai hiburan. Bapandung ini mirip dengan monolog, tetapi ada perbedaan yang cukup kuat antara keduanya. Bapandung merupakan monolog yang tidak hanya bercerita biasa, tetapi juga mempertunjukkan tiga hal berikut: mempertunjukkan busana tokoh, yang selalu berganti sesuai pergantian karakter; Si pamandungan harus merubah cara bicara dan tingkah laku sesuai perubahan karakter; adanya konflik tertentu.
Sedangkan basyair adalah sastra lisan membaca syair dalam bahasa banjar. Pada masa dulu, basyair adalah hiburan setelah masa panen, syair dibaca sebagai penghilang penat. Syair juga biasa digunakan sebagai nasihat pada acara keagamaan atau pada acara perkawinan.
Menurut Luthfi, upaya pelestarian sastra tradisional tersebut sekaligus mengenalkan sastra lisan bapandung dan basyair kepada generasi muda. Dengan demikian, jumlah penutur atau pendukung sastra lisan bapandung dan basyair dapat terus ditingkatnya.
Kegiatan revitalisasi seni bapandung lanjut Luthfi melibatkan siswa dari beberapa sekolah di Banjarmasin yang menjadi peserta. Pelaksanaan kegiatan selama 7 hari bertempat di Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan.
"Sedang untuk kegiatan bimbingan teknis pelindungan sastra lisan basyair di Kabupaten Hulu Sungai Tengah diberikan dalam bentuk pemberian materi dan praktik. Materi yang diberikan kepada peserta berupa Pengantar Penulisan Syair, Pengenalan Syair Banjar, Praktik Penulisan Syair Banjar, Praktik Basyair dan Pementasan Basyair," jelasnya.
Dari kegiatan revitalisasi sastra tradisional tersebut Lutfhi berharap bertambahnya generasi muda yang mengetahui dan mengenal apa itu sastra lisan bapandung dan basyair, bertambahnya wawasan peserta tentang sastra lisan bapandung dan basyair, bertambahnya masyarakat yang melestarikan dan melindungi sastra lisan bapandung dan basyair; dan meningkatnya pelaku seni sastra lisan bapandung dan basyair.(Ati)