peristiwa

Pemkot Magelang Bentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting

Kamis, 26 Oktober 2023 | 17:45 WIB
Wakil Walikota Magelang KH M Mansyur di forum Workshop Kader Posyandu di Hotel Atria (Thoha)


Krjogja.com - MAGELANG - Pemerintah Kota Magelang membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan menentukan kelurahan yang menjadi lokus penurunan stunting. Sebagai tindak lanjut, dilaksanakan berbagai kegiatan seperti rembuk stunting sebagai upaya nyata dalam aksi konvergensi penurunan stunting.

Wakil Walikota Magelang KH M Mansyur di forum Workshop Kader Posyandu yang dilaksanakan di Hotel Atria, Kamis (26/10/2023), diantaranya mengutarakan sejalan dengan ikhtiar penurunan stunting, maka peran Posyandu harus dikuatkan. "Penting bagi kader posyandu, juga unsur-unsur terkait, untuk memiliki pemahaman dan pengetahuan yang mumpuni agar dapat memberikan kontribusi optimal dalam pencegahan dan penanganan stunting di Kota Magelang," katanya.

Baca Juga: Realisasi KUR Baru Rp177 Triliun, Bank Diminta Gerak Cepat

Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang dr Istikomah mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mendukung pencegahan dan penurunan stunting di Kota Magelang. Secara khusus, untuk meningkatkan pengetahuan kader terkait gizi klinis, keterampilan penggunaan antropometri dan meningkatkan kompetensi kader dalam memberikan pelayanan di Posyandu terintegrasi layanan primer.

Menurutnya, posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan budaya masyarakat. Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat.

Selain itu, mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada seluruh siklus kehidupan manusia, mulai dari ibu hamil, ibu nifas, balita, anak usia sekolah, remaja, usia produktif dan lansia. Paket layanan kesehatan di posyandu diantaranya menyediakan layanan skrining kesehatan, pemeriksaan fisik, pemberdayaan lansia, rujukan dan kunjungan rumah.

Baca Juga: Musyawarah Reboan Dukung Perubahan di Pulau Jawa

Peran kader posyandu menjadi penting sebagai ujung tombak pengukuran dan pembinaan kesehatan di masyarakat. Untuk itu, penting meningkatkan pengetahuan kader tentang materi gizi klinis di era pencegahan dan penurunan angka stunting serta persiapan generasi emas tahun 2045.

Kader posyandu juga perlu dibekali keterampilan menggunakan alat antropometri yang menjadi alat standar untuk mengukur tinggi badan, panjang badan dan berat badan. Data-data ini diperlukan untuk menentukan status gizi bayi dan balita di era penurunan dan pencegahan kasus stunting.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Magelang Niken Ichtiaty Nur Aziz mengapresiasi semangat para kader Posyandu Kota Magelang yang selalu bekerja dengan ikhlas melayani masyarakat. Meski banyak kader yang sudah senior, tidak menyurutkan kemauan untuk belajar hal baru. Bekal wawasan yang didapat dari workshop ini bisa menjadi bekal untuk melaksanakan program-program yang telah dibuat, utamanya dalam mencegah stunting.

Baca Juga: Bakesbangpol Libatkan Anak Muda di Forum Pembauran Kebangsaan

Harapan kedepannya para kader Posyandu dapat lebih berkualitas. Selain itu juga mulai memikirkan regenerasi karena kebanyakan sudah senior. "Meski begitu, saya senang melihat semua kader tidak kendor menuntut ilmu," kata Niken.

Sementara itu, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menyebutkan angka stunting di Kota Magelang sebesar 13,3 persen, sedangkan angka rata-rata stunting Jawa Tengah sebesar 20,9 persen. Pemerintah Kota Magelang menargetkan angka stunting bisa turun setiap tahun sekitar 3 persen, sehingga di Kota Magelang pada tahun 2022 ditargetkan turun menjadi 11,72 persen, tahun 2023 menjadi 10,16 persen dan di tahun 2024 menjadi 8,65 persen. (THa)

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB