peristiwa

Diskusi Sunyi Garuda bersama Kaum Tuna Rungu, Netra, dan Wicara

Kamis, 8 Februari 2024 | 21:25 WIB
Diskusi Sunyi di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta (Foto: Risbika Putri)

 

Krjogja.com - Yogya - Memuliakan Garuda tanpa banyak bicara menjadi tema pada Diskusi Sunyi di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, Kamis 8 Februari 2024. Acara tersebut menghadirkan pembicara Nugie (penyanyi), Tengku Zanzabella (tokoh publik), Nanang Garuda (pendiri Rumah Garuda), KPH Notonegoro, dan seniman Eko Bebek.

Latar belakang acara ini berangkat dari kegelisahan Eko Bebek yang ingin mengkomunikasikan lambang negara lewat burung Garuda. "Selama ini teman-teman tuna netra, tuna rungu dan tuna wicara jarang diberi hak tapi banyak diberi kewajiban oleh negara. Saya punya kegelisahan tentang ini, dan akhirnya menjadi salah satu latar belakang kegiatan ini," kata Eko Bebek.

Diskusi Sunyi dihadiri teman-teman tuna rungu, tuna wicara, dan tuna netra. Acara terbuka untuk umum dan gratis. Dalam berdiskusi, mereka menggunakan silent system. Penonton harus membawa headset berkabel agar bisa berkomunikasi dengan peserta diskusi.

"Kenapa harus silent? Karena peserta Diskusi Sunyi ini bisu tuli. Sekalian memberi warna lain di tahun politik yang berisik dengan Pemilu ini. Saya ingin masyarakat punya kesadaran tentang lambang negara," kata Eko Bebek, sekretaris Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski) DIY.

Diadakan di makam pahlawan, kata Eko Bebek karena energi para pahlawan yang tanpa pamrih berjuang untuk Indonesia, memotivasi berbuat dan bergerak untuk bangsa dan negara dalam koridor positif."Semoga acara ini bisa menjadi trigger siapapun. Acara ini non politik," tambah Eko Bebek.

Dalam diskusi sunyi ada hal menarik. Sebuah gub band bernama Gandana yang melibatkan para penyandang disabilitas. Grup tersebut dibesut oleh Nanang Garuda. Ia menceritakan bahwa mereka ingin bermusik tetapi tidak seperti alat musik pada umumnya.

"Saya punya pikiran kalau alat bantu mereka datang lipat, ada kursi roda, canadian kerok itu menurutku itu kebetulan aku lagi senang bikin alat musik, ya saya bikin buat teman teman. Mereka rajin latihan tiap hari Jumat. Nama Gandana berarti Ganda Guna. Jadi alat bantu mereka itu berfungsi ganda untuk alat bantu juga alat musik," tutur pria yang telah membuat 80 alat musik eksperimental tersebut.

Nanang menambahkan apabila diskusi seni tentang kegalauan lambang negara ini yang ditutup sejarahnya."Jadi menjelang pemilu, mereka diminta suaranya, tetapi mereka tidak diberi hak pengetahuan atas lambang negara kita yang bentuknya Garuda Pancasila. Saya pernah wawancara 7 netra jawabannya juga nggak tahu bagaimana gambaran Garuda. Jadi imajinasinya rata-rata burung besar, bukan secara spesifik,"tutur Nanang. (*3)

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB