peristiwa

Soal Jadi Jembatan Jokowi - Megawati, Dosen UGM Sebut Figur Strategis Nasional

Selasa, 13 Februari 2024 | 14:36 WIB
Presiden Joko Widodo

Krjogja.com - SLEMAN - Dosen Fisipol UGM yang juga pakar politik, Mada Sukmajati menilai Sultan merupakan figur strategis di tingkat nasional yang cocok menjadi fasilitator pertemuan Jokowi dan Megawati. Tak heran bila kemudian Presiden Jokowi sempat meminta Sultan untuk mempertemukan dengan Megawati.

"Sultan bisa masuk menjembatani kebutuhan komunikasi para elit politik. Meski menurut saya sebenarnya bisa dikatakan ini pilihan yang tidak prioritas, pilihan yang kesekian atau pilihan terakhir dari elit nasional ketika meminta fasilitas dari Sultan," ungkap Mada di diskusi media, Selasa (13/2/2024).

Menurut Mada, Sultan kemudian dilibatkan oleh Jokowi untuk masuk dalam situasi tak mengenakkan dengan Megawati karena terjadinya kebuntuan komunikasi politik. Megawati seperti diketahui menutup pintu komunikasi dengan Jokowi yang kemudian membuatnya mencari jalan meminta tolong Sultan sebagai fasilitator.

"Artinya komunikasi antar elit mengalami kebuntuan sehingga kemudian figur Sultan dilibatkan. Kalau sebenarnya bisa diatasi di tingkat mereka, maka figur Sultan tidak diperlukan. Ketika semua komunikasi, kanal sudah buntu ya berarti peran Sultan bisa menjadi sangat strategis," sambungnya.

Dinamika politik Indonesia setelah era reformasi, menurut Mada lebih pada konflik yang sifatnya taktis dan teknis, bukan ideologis. Seperti Jokowi dan Megawati, ada perbedaan pandangan teknis di mana Jokowi ingin melibatkan elit dalam pemerintahan selanjutnya setelah dia, namun Megawati merasa sebaliknya.

"Sebagai presiden di dua periode sebelumnya, Jokowi tidak inginkan elit strategis tidak dilibatkan dalam jalannya pemerintahan ke depan. Jadi ada kebutuhan Jokowi untuk berusaha mengakomodir PDI Perjuangan, Megawati secara khusus agar stabilitas pemerintahan dan sosial paska pemilu bisa dikelola dengan baik," tandasnya.

Mada berharap, meski berada dalam pertarungan di momen pemilu namun para elit nasional bisa menerima hasil pemilu. Harapannya, siapapun yang nantinya menjadi pemenang bisa berkomunikasi dengan lawan politiknya.

Tanpa kesadaran tersebut menurut Mada, dikhawatirkan legitimasi politik menjadi tidak kuat. Persoalan konflik antar elit bisa mempengaruhi stabilitas pemerintahan lima tahun berikutnya.

"Jadi dalam konteks ini komunikasi, deal-deal kalau kalah dapat menerima apa, kalau menang tidak mengambil semua dan seterusnya jadi penting. Dalam konteks itu, Jokowi memerlukan komunikasi dengan Megawati. Tapi kita akan melihat sejauh mana pemilu berjalan, termasuk di sisa waktu. Karena itu akan menentukan sejauh mana elit akan menerima dan memberikan legitimasi dari hasil pemilu," pungkasnya. (Fxh)

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB