peristiwa

Masyarakat Eropa Jadikan Hari Paskah Ajang Unjuk Rasa Dukung Palestina

Selasa, 2 April 2024 | 11:10 WIB
Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina saat melakukan protes menentang perang Israel-Hamas bersamaan dengan KTT APEC yang berlangsung di San Francisco, Amerika Serikat, Selasa (14/11/20 (istimewa)


Krjogja.com - Jakarta - Ribuan orang di ibu kota Swedia, Stockholm, menggantikan perayaan paskah dengan unjuk rasa membela rakyat Gaza sebagai bentuk solidaritas mereka melawan penjajahan Israel terhadap Palestina.

Sekitar 5 ribu demonstran berkumpul pada Sabtu, 30 Maret 2024, di Distrik Odenplan, Stockholm. Dikutip dari trtworld, Senin (1/4/2024), demonstrasi yang diinisiasi oleh organisasi non-pemerintah tersebut menuntut Israel untuk menghentikan kejahatan perang di Gaza. Para demonstran membawa spanduk-spanduk bertuliskan "Anak-anak dibunuh di Gaza", "Hentikan Genosida,", dan "Palestina Selamanya."

Selain spanduk, demonstran turut membawa model peraga yang menampilkan anak-anak Gaza yang menjadi korban perang. Para demonstran ini juga terdengar menyerukan slogan-slogan pro-Palestina.

Samuel Girma, penulis dan aktivitis asal Swedia yang berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut, mengatakan kepada AA.com.tr bahwa Israel tidak boleh berpartisipasi dalam Kontes Lagu Eurovision yang akan di adakan di Malmö, Swedia pada 11 Mei 2024. Dikutip dari middleeastmonitor, Samuel mengatakan, "Israel tidak pantas berpartisipasi dalam Eurovision. Negara yang melakukan pembunuhan dan genosida tidak dapat berpartisipasi dalam kontes musik. Israel adalah negara genosida."

Para pengunjuk rasa juga mengkritik Eropa dan AS atas dukungan mereka terhadap Israel. Demonstran juga menuduh mereka terlibat dalam kejahatan perang Israel terhadap warga Palestina.

Selain di Swedia, ribuan orang juga turun ke jalan di Jerman pada hari yang sama sebagai bagian dari pawai perdamaian Paskah tradisional. Mereka menyerukan diakhirinya perang di Ukraina dan Gaza, menurut laporan media lokal.

Di Berlin, sekitar 3.500 demonstran menyerukan solusi diplomatis atas konflik tersebut melalui negosiasi dan penghentian pengiriman senjata ke Ukraina dan Israel. Para pengunjuk rasa juga mengkritik pemerintah Jerman atas dukungan "tanpa syarat" mereka terhadap Israel.

Demo ini berakhir dengan kericuhan antara pengunjuk rasa dengan polisi. Dilaporkan oleh middleastmonitor, polisi Jerman melakukan kekerasan terhadap salah satu peserta demo di dalam Stasiun Kereta Pusat Berlin. Mereka menyerang seorang perempuan muslim yang terekam dalam sebuah video.

Dalam video yang diunggah di X, sebelumnya Twitter, beberapa petugas polisi terlihat mengelilingi seorang perempuan berhijab, medorongnya hingga jatuh, dan menahannya. Perempuan tersebut mempertanyakan keputusan polisi untuk tiba-tiba menangkapnya.

Bentrokan juga terjadi setelah penangkapan perempuan yang tidak diketahui identitasnya tersebut. Beberapa peserta unjuk rasa memprovokasi polisi hingga terjadi benturan yang berakhir dengan menahan beberapa demonstran oleh Kepolisian Jerman.

Sejak pecahnya serangan Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, tentara Israel telah mengintensifkan operasi militernya di Tepi Barat, meningkatkan laju invasi dan penyerangan di kota-kota besar dan kamp-kamp pengungsi. Hingga Januari 2024, invasi militer Israel di Gaza menyebabkan 23.843 kematian, 60.317 luka-luka, kerusakan infrastruktur besar-besaran, dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut pihak berwenang di wilayah Gaza dan PBB. (*)

 

 

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB