Krjogja.com - Sleman - Kinerja pendapatan dan hibah negara di DIY tercatat tumbuh signifikan sebesar 14,8 persen hingga akhir Agustus 2024. Pertumbuhan pendapatan negara tersebut menjadi sinyal positif tumbuhnya perekonomian di DIY.
Berdasarkan catatan Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) DIY realisasi pendapatan dan hibah di DIY mencapai Rp6,49 triliun atau meningkat 14,8 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong peningkatan penerimaan perpajakan sebesar 15,6 persen dan penerimaan PNBP dengan pertumbuhan sebesar 12,8 persen.
Kepala Kanwil DJPb DIY, Agung Yulianta mengatakan realisasi penerimaan perpajakan sampai dengan Agustus 2024 mencapai Rp4,66 triliun atau naik Rp629,96 miliar dari periode yang sama di tahun 2023 yang mencatatkan realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp4,03 triliun. Pada komponen Pajak Dalam Negeri, kenaikan ini terutama disumbang Pajak Penghasilan Nonmigas yang tumbuh 16,3 persen dengan realisasi Rp2,62 triliun dan Pajak Pertambahan Nilai dengan realisasi Rp1,4 triliun atau naik 12,2 persen.
Baca Juga: Jadi Ketua STAIMS Yogyakarta 2024-2028, Dr Azis Ingin Tingkatkan Status Lembaga
"Penerimaan Cukai pun mencatatkan kenaikan 24,3% dibanding tahun sebelumnya. Realisasi hingga akhir Agustus 2024 mencapai Rp580,88 miliar. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Agustus 2024 naik 12,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2023. Realisasi PNBP mencapai Rp1,84 triliun berasal dari PNBP Lainnya sebesar Rp446,95 miliar dan pendapatan BLU Rp1,39 triliun," tutur Agung dikantornya, Senin (1/9).
Agung menyampaikan realisasi terbesar PNBP Lainnya ditopang akun Pendapatan Biaya Pendidikan yang mengalami kenaikan 9,22 persen dari periode sebelumnya dengan nilai penerimaan Rp78,60 miliar. Potensi dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas masih menjadi ancaman yang perlu dimitigasi.
Baca Juga: Yayasan Asrama Perguruan Islam Armageddon Siap Menangkan Harda Kiswaya-Danang Maharsa
'Oleh sebab itu, APBN melalui kinerja belanja dan pendapatannya menjadi instrumen yang penting bagi negara untuk menstabilkan perekonomian nasional dan regional. Peran APBN terus menjadi instrumen yang kredibel sebagai shock absorber dalam melindungi masyarakat dan menjaga kestabilan perekonomian terus dioptimalkan," ungkap Agung. (Ira)