Krjogja.com Yogya Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta melanjutkan langkah nyata setelah berdirinya Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusif (PSDDI) dengan berkolaborasi bersama Pusat Desain Nasional Indonesia (PDIN) dalam rangkaian Jogja Design Session 2024 yang bertajuk ‘Step Out 2024’. Sebelumnya UKDW juga terlibat dalam penyelenggaraan Step Out pertama pada tahun 2023.
“Step Out merupakan kegiatan tahunan yang berangkat dari kegelisahan civitas academica UKDW terhadap limitasi yang dialami oleh teman-teman disabilitas untuk keluar ruangan atau tempat tinggal karena lingkungan fisik maupun sosial yang belum aksesibel,” ujar Winta Tridhatu Satwikasanti, Ph.D., salah seorang pengelola Step Out 2024 yang juga merupakan Kaprodi Desain Produk UKDW.
Sunthy Suwono, representatif dari CODA (Community of Design and Architecture) dan PDIN sebagai penyelenggara Jogja Design Session 2024, menyatakan bahwa tema Kotabaru dipilih sebagai salah satu kawasan ikonik Kota Yogyakarta yang harus dikembangkan sehingga integrasi antar annual event: Step Out dan Jogja Design Session 2024 menghasilkan kegiatan “Step Out : Accessible Kotabaru” agar Kotabaru dapat diakses oleh siapapun.
Baca Juga: Prediksi Girona vs Real Valladolid La Liga, 21 Desember 2024
Kegiatan Step Out di Kotabaru ingin melihat sejauh mana ruang publik di Kotabaru dapat diakses oleh teman-teman disabilitas dalam bentuk assessment terhadap pedestrian hingga area penyebrangan, khususnya penggal Jalan Jendral Sudirman. Step Out Kotabaru dihadiri oleh dua komunitas, yaitu Mardiwuto dari komunitas Tuna Netra, serta Paguyuban Bangkit Bersama dari komunitas pengguna kursi roda, mahasiswa dan umum.
Suharti, salah satu pengurus Badan Sosial Mardiwuto, menilai kegiatan ini sangat baik karena dapat menjadi himbauan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kaum disabilitas. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Winta Adhita Guspara, ST., MSn.
”Belum banyak kampus maupun desainer yang mengangkat isu inklusivitas dalam perbincangan utamanya. Melalui kolaborasi ini, diharapkan isu inklusivitas dapat dimarakkan untuk mewujudkan ruang publik yang nyaman dan aman bagi semua orang. Step Out Kotabaru mengambil rute pendek dengan mempertimbangkan cuaca, aksesibilitas rute, stamina, dan kapabilitas teman - teman Tuna Netra dan pengguna kursi roda,” ungkapnya.
Baca Juga: Pengda FHI Gunungkidul Rakerkab, Targetkan Peningkatan Prestasi
Koordinator PSDDI, Dr.-Ing. Sita Yuliastuti Amijaya, mengatakan bahwa banyak pengetahuan baru yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan assessment pedestrian Kotabaru. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Ibu Sunthy Suwono, sebagai representatif dari CODA yang menyatakan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan, berjalan dengan lancar dan penuh keakraban interaksi antara peserta disabilitas dengan peserta kegiatan atau volunteer.
Beberapa peserta menyampaikan bahwa ruang publik yang telah dirancang dengan baik, ternyata masih memiliki kekurangan setelah dilakukan percobaan oleh para peserta Step Out. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat merangkum masukan-masukan pemikiran dari para pengguna disabilitas kepada pemerintah terkait ketersediaan aksesibilitas yang memadai dan fungsional-tepat guna. (*)