KRJOGJA.com - YOGYA - Guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan anak, Mahasiswa Magang Program Studi Ilmu Pemerintahan dari Universitas Amikom Yogyakarta bersama Bina Keluarga Balita (BKB) mengadakan kampanye edukasi bertema “Stop Kekerasan Terhadap Anak” pada Jumat (13/06/2025) bertempat di Pendowo RW 11 Rejowinangun Kota Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) setempat.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para orang tua tentang pentingnya menciptakan lingkungan keluarga yang aman, ramah anak, dan bebas dari kekerasan dalam bentuk apapun, baik kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual, kekerasan verbal, maupun penelantaran.
Saat kegiatan, peserta mendapatkan materi tentang pengertian kekerasan, jenis -jenis kekerasan terhadap anak, dampak kekerasan terhadap anak, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan apabila melihat kekerasan terhadapanak. Selain itu juga membahas tentang pola pengasuhan positif yang dapat mencegah terjadinya kekerasan pada anak di dalam keluarga. Para ibu juga diajak untuk aktif menyuarakan komitmen dalam menciptakan rumah sebagai tempat tumbuh kembang anak yang sehat dan aman.
Baca Juga: Relokasi Kantor Cabang Mataram, Bank Muamalat Optimistis Bisnis Tumbuh Semakin Baik
Dalam pembahasan, disampaikan juga dari data Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) bahwa anak perempuan tercatat lebih banyak menjadi korban kekerasan dibandingkan anak laki-laki. Ini menjadi pengingat bahwa peran keluarga sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan ramah anak.
Salah satu mahasiswa, Winda Dewi, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan untuk menyalahkan orangtua, melainkan sebagai ajakan bersama menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi anak.
“Kami memahami bahwa menjadi orangtua bukanlah hal mudah. Dengan edukasi ini, kami ingin membangun kesadaran ibu-ibu tentang pola asuh yang lembut dan tanpa kekerasan serta mengenali tanda-tanda kekerasan dan bersama-sama mencegahnya.” ujarnya.
Senada dengan itu, mahasiswa lain, Ade Shinta, menambahkan bahwa kegiatan ini bukan untuk menyalahkan siapa pun, tetapi sebagai ruang belajar bersama.
“Kami ingin mengajak masyarakat untuk memahami bahwa membangun komunikasi positif dengan anak bisa menjadi langkah awal pencegahan kekerasan,” jelasnya.
Kegiatan edukasi ini diakhiri dengan diskusi ringan bersama warga. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin peduli dan aktif dalam menciptakan lingkungan keluarga yang ramah dan bebas dari kekerasan.