Talang Babungo – Di Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek, Kecamatan Hiliran Gumanti, Talang Babungo, Kabupaten Solok, Sumatera Barat terdapat sebuah rumah panggung yang tak biasa.Bangunan panggung khas adat Sumatera Barat berukuran 4x20 meter ini disebut sebagai Rumah Pintar KBA Jorong Tabek.
Keistimewaan Rumah Pintar KBA Jorong Tabek ini bukan sekadar dari sisi arsitekturnya, melainkan fungsinya yang membedakan dengan rumah-rumah lainnya.
Seiring perjalanan waktu, kini Rumah Pintar KBA Jorong Tabek menjadi simbol desa wisata budaya-edukasi sekaligus pusat inspirasi dan laboratorium ekonomi sirkuler di Kawasan Talang Babungo.
Baca Juga: Korea Selatan Copot Pengeras Suara di Perbatasan dengan Korea Utara
Ketua Kampung Berseri Astra Jorong Tabek (KBA), Kasri Satra mengungkapkan, Rumah Pintar KBA Jorong Tabek dibangun pada 2019 melalui gotong-royong masyarakat setempat.Fungsi Rumah Pintar KBA Jorong Tabek antara lain sebagai Perpustakaan budaya dan ruang berbagi konsep ekonomi kerakyatan.Rumah Pintar KBA Jorong Tabek juga menjadi wahana penggalian model ekonomi sirkuler melalui diskusi dengan penggiat sosial.
"Rumah Pintar KBA Jorong Tabek ini menjadi titik kumpul bagi 90 penggiat ekonomi, sebagian besar ibu rumah tangga untuk menggali dan menguji ide, selain itu juga sebagai pusat informasi 45 homestay untuk wisatawan domestik yang ingin berkunjung ke daerah Jorong Tabek," ungkapnya belum lama ini.
Kasri Satra yang juga Inisiator Ekonomi Sirkuler KBA Talang Babungo menjelaskan, dari Rumah Pintar KBA Jorong Tabek ini lahirlah beragam inisiatif pengelolaan ekonomi yang berfokus pada pemanfaatan kembali sumber daya alam serta pengurangan limbah dan polusi.
Baca Juga: Tak Sesuai Harapan Alonso, Real Madrid Putuskan Tak Belanja Lagi Musim Panas Ini
Konsep sirkuler diwujudkan melalui rantai kegiatan ekonomi yang mengintegrasikan proses produksi gula semut berbahan baku nira pohon Enau.Adapun limbah produksi gula semut dan sampah organik warga kemudian diolah menjadi pakan Maggot. Maggot yang telah berkembang selanjutnya dimanfaatkan sebagai pakan ikan.
"Sementara, limbah warga nonorganik lainnya seperti botol air mineral, bungkus makanan ringan, dan lainnya dikelola melalui bank sampah dimana kontribusi setiap warga dihitung dalam bentuk rupiah, dalam periode tertentu dapat diuangkan kembali," ujar Kasri.
Semenjak didirikannya Rumah Pintar KBA Jorong Tabek Ekonomi kerakyatan daerah yang sebelumnya cukup terisolir, kini bergerak lebih baik menjadi menjadi desa wisata yang terbuka untuk umum.
Selain itu, dengan ketersediaan sekitar 45 homestay, daerah Jorong Tabek menjadi daerah yang siap menerima kunjungan wisata dari daerah lainnya.