peristiwa

Pertumbuhan Sektor Pertanian Kuartal I Tahun 2025 Sebesar 10,52 Persen, Tertinggi Dalam 15 Tahun Terakhir

Kamis, 11 September 2025 | 09:00 WIB
Petani panen padi menggunakan mesin untuk mempercepat proses  (ZainiKR )



Krjogja.com - JAKARTA — Deputi bidang Keterjangkauan dan Keamanan Pangan, Kemenko Pangan, Nani Hendiarti mengatakan, sektor pertanian Indonesia pada kuartal I tahun 2025 mencapai 10,52 persen mencatat pertumbuhan tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

“Pertumbuhan PDB sektor pertanian pada kuartal I tahun 2025 mencapain10,52 persen, ini mencatat sejarah pertumbuhan tertinggi dalam 15 tahun terakhir,” kata Deputi bidang Keterjangkauan dan Keamanan Pangan, Kemenko Pangan, Nani Hendiarti dalam acara Green for Resilience , SAFE 2025 di Jakarta, Rabu (10/9).

Dikatakan, untuk produksi beras hingga Agustus 2025 mencapai 24,96 juta ton atau meningkat 14,09 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

Baca Juga: Seduhan Kopi Indonesia Semakin Populer, Wisatawan Italia Hadirkan Peluang Baru

Sementara produksi jagung mencapai 10,84 juta ton, atau meningkat 8,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.“ Produksi padi dan jagung tahun 2025 naik signifikasi dibanding tahun 2024,: tegasnya.

Sementara stok beras Bulog hingga Juli 2025 mencapai 4,23 juta ton. Sedangkan stok CBP m3ncapai 4,22 juta ton,, stok komersil mencapai 12,9 juta ton.“Stok Bulog ini juga tertinggi dalam sejarah,” ujarnya.

Dipaparkan, sebenarnya terjadi penurunan wilayah rentan pangan sebesar 12 persen dari 68 Kabupaten/kota tahun 2022 menjadi 62 kabupaten/kota tahun 2023.

Baca Juga: Eko Suwanto Desak Pemda DIY Optimalkan Anggaran & Sarana Prasarana Penanggulangan Bencana

Wilayah rentan pangan masih tersebar di wilayah Indonesia Timur, wilayah 3TP ( terdepan, terluar, tertinggal, perbatasan dan wilayah kepulauan. Sebanyakn21 kabupaten di Papua termasuk wilayah sangat rentan.

Lebih lanjut dikatakan Nani, perubahan iklim merupakan ancaman dunia termasuk Indonesia. Lahan pertanian Indonesia yang terkena dampak el nino yakni 41 persen dari luas pertanian Indonesia (7,7 juta hektar).

Mitigasi yang dapat dilakukan yakni pemanfaatan teknologi teknologi baru di bidang pertanian dan perikanan, pengembangan bibit unggul tahan perubahan iklim.

Baca Juga: Hardjuno Wiwoho: RUU Perampasan Aset Tak Sekadar Diajukan, Publik Sudah Terlalu Marah

Adapun dukungan bibit unggul tahun 2025 untuk produktivitas pertanian dan ketahanan iklim, BUMN (ID-Food) sebanyak 9.000 ton (10 persen), sedangkan produsen swasta mencapai 81.000 ton atau 90 persen. Dengan bibit unggul mencapai 90.000 ton dengan nilai Rp 1,5 triliun untuk 3,7 juta hektar.

Sedangkan di sektor Folu dengan BRGM memfasilitasi percepatan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektar ( 200 ribu hekar rehabilitasi dan 400 ribu hektar konservasi.

Dipaparkan, adapun kerugian ekonomi di Indonesia akibat perubahan iklim dari 2020-2024 mencapai Rp 544 triliun. Dengan rincian pesisir dan laut mencapai Rp 408 triliun, air Rp 28 triliun, pertanian Rp 78 triliun dan kesehatan Rp 38 triliun.

Halaman:

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB