Krjogja.com - YOGYA - Transisi energi bukan sekadar persoalan teknis, melainkan juga menyangkut kedaulatan nasional. Indonesia berisiko menukar ketergantungan lama pada energi fosil dengan ketergantungan baru terhadap teknologi asing dan mineral kritis jika tidak dikelola secara strategis.
Demikian disampaikan Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI, Mayjen TNI Dr Rido Hermawan MSc, saat menjadi pembicara kunci dalam Studium Generale bertema 'Energy Transition and National Resilience-Bridging Global Insight and Indonesian Strategy” di Auditorium Gedung Pusat Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Rabu (8/10/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-28 Fakultas Teknik UST. Selain Rido, acara juga menghadirkan Prof Dr RR Dewi Anggraeni SH MH (Guru Besar Nusa Putra University) yang membawakan materi 'Memperkuat Kepemimpinan Mahasiswa di Era Digital dalam Transisi Energi dan Ketahanan Nasional Indonesia'.
Baca Juga: Timnas Kalah dari Arab Saudi, Netizen Soroti Marc Klok dan Yakob Sayuri
Sementara itu, Letkol Inf Dr G Borlak SSos MM (Komisaris Utama Mahakarya Bumi Hambalang) menyampaikan materi 'Virgin Coconut Oil (VCO): Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Indonesia'. Adapun Bob Weehuizen, pakar dari PUM Food Processing Netherlands, memaparkan pandangan terkait transisi energi. Acara diikuti mahasiswa semester awal Fakultas Teknik UST.
Rido Hermawan menegaskan bahwa ancaman utama dalam transisi energi terletak pada risiko geopolitik. “Kita tidak boleh menukar satu ketergantungan dengan ketergantungan lain. Tujuan strategis kita harus bergeser dari ketahanan energi menuju kedaulatan sumber daya,” ujarnya.
Dekan Fakultas Teknik UST, Dr Ir Iskandar Yasin ST MT CIPM IPM ASEAN Eng, menyatakan, pihaknya sengaja melibatkan mahasiswa semester awal agar sejak dini mereka memahami pentingnya kedaulatan energi dan nilai kebangsaan. “Kami ingin calon insinyur ini tumbuh menjadi generasi yang mampu menciptakan energi berkelanjutan dan mengentaskan kemiskinan tanpa kehilangan identitas nasional,” katanya.
Baca Juga: New Honda ADV160 Jadi Primadona di IMOS 2025
Ia menambahkan, energi kini menjadi isu strategis dunia karena situasi geopolitik yang tidak stabil, mulai dari konflik di Laut Cina Selatan hingga perang di Eropa dan Timur Tengah. “Kita harus menyiapkan insinyur muda yang tangguh dan mandiri agar Indonesia tidak terjebak dalam krisis energi di masa depan,” ujar Iskandar. (Dev)