SLEMAN - Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra), melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, bersama Sekolah Pascasarjana UGM menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Bincang Transisi Energi: Menuju Swasembada Energi” pada Senin (20/10).
Acara ini diikuti oleh lebih dari 80 peserta yang terdiri dari dosen, peneliti, mahasiswa, serta pegiat energi baru dan terbarukan dari UGM maupun berbagai universitas lain di Yogyakarta. Hal ini menunjukkan antusiasme tinggi komunitas akademik terhadap isu kedaulatan energi nasional.
Dalam sambutannya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko Infra, Muhammad Rachmat Kaimuddin, menegaskan bahwa transisi energi tidak boleh dipandang semata sebagai agenda lingkungan.
Baca Juga: Astra dan IIJ Gelar Workshop Jurnalisme di Desa Wukirsari Bantul
“Indonesia ingin mencapai dua tujuan, bertransisi energi dan mencapai swasembada energi. Keduanya harus berjalan beriringan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,” ujarnya.
Melalui diskusi ini, Deputi Rachmat menegaskan bahwa komunitas akademik bukan hanya penerima informasi, tetapi mitra strategis dalam perumusan kebijakan energi nasional. Deputi Rachmat membuka ruang kolaborasi lebih lanjut untuk menghimpun gagasan akademik ke dalam penyusunan kebijakan konkret.
Dalam diskusi tersebut dihadirkan tiga narasumber lintas keilmuan yang membahas dari tiga perspektif berbeda, yakni ekonomi, regulasi, dan sosial.
Baca Juga: Lukisan Pablo Picasso Senilai Rp 11,6 Miliar Hilang dalam Perjalanan Menuju Tempat Pameran
Ardyanto Fitrady, Ph.D. membahas pentingnya perhitungan tekno-ekonomi makro dalam menentukan pilihan strategi energi nasional. Prof. Dr. Mailinda Eka Yuniza, LL.M. mengulas kerangka regulasi transisi energi dan tantangan harmonisasi antar-sektor.
Sementara R Derajad Sulistyo Widhyharto, M.Si. menyampaikan bahwa keberhasilan transisi tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi oleh penerimaan sosial masyarakat. Diskusi dan tanya jawab dipandu Prof. Dr. Eng. Ir. Deendarlianto, M.Eng.,
Dosen Departemen Sosiologi UGM R Derajad Sulistyo menyatakan secara sosial transisi energi Indonesia dapat berdampak pada banyak hal. Mulai dari pergeseran lapangan, relokasi masyarakat karena proyek energi, kesenjangan akses energi, konflik lahan dan adat, serta perubahan gaya hidup dan kebiasaan energi.
Baca Juga: Lukisan Pablo Picasso Senilai Rp 11,6 Miliar Hilang dalam Perjalanan Menuju Tempat Pameran
"Kunci keberhasilan transisi energi yaitu transisi energi bukan sekedar perubahan teknologi, tapi juga transformasi sosial. Tanpa pendekatan sosiologi, transisi energi berisiko menciptakan ketimpangan dan konflik. Keberhasilan transisi energi sama dengan keberhasilan membangun keadilan sosial dan lingkungan," pungkasnya. (*)