"Kami terus memperkuat kualitas portofolio kredit dan menerapkan risk-based provisioning untuk memastikan ketahanan jangka panjang," tambah Paolo.
Baca Juga: Bupati Cup Red Legion 2025 Resmi Bergulir di Karanganyar
Sementara itu, Direktur Treasury & International Banking Abu Santosa Sudradjat menuturkan, strategi digital transaction banking yang agresif telah menciptakan pertumbuhan yang kuat. BNI mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 21,4 persen YoY menjadi Rp 934,3 triliun, dengan CASA naik 13,3 persen YoY menjadi Rp 613,4 triliun.
"Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana (cost of fund), menjaga profitabilitas tetap sehat," ujar Abu.
Selain peningkatan DPK khususnya CASA, strategi digital transaction banking yang agresif juga menghasilkan pertumbuhan fee-based income sebesar 11 persen YoY dan berkontribusi sebesar 30 persen dari total fee-based income BNI hingga akhir kuartal III tahun 2025.