peristiwa

49 Siswa Belajar Menyenangkan, Semangat Menjaga Lingkungan di Mangrove Baros

Jumat, 19 Desember 2025 | 16:27 WIB
Siswa dan guru di kawasan konservasi di Mangrove Baros, Kretek Bantul. (Istimewa )

Krjogja.com - BANTUL – Kedekatan geografis sekolah dengan kawasan pesisir belum tentu berbanding lurus dengan pemahaman siswa terhadap fungsi ekologis lingkungannya. 

Mensikapi hal tersebut dilakukan pembelajaran yang diterapkan adalah Experiential and Joyful Learning–Marine Edutourism (EJoy-ME) dirancang oleh ketua Tim Pengabdian Dr Riza Sativani Hayati MPd. 

“Model pembelajaran ini dapat menjadi upaya dalam meningkatkan literasi lingkungan sekaligus menumbuhkan kepedulian siswa terhadap konservasi pesisir,” kata Riza S Hayati, Jumat (19/12/2025). 

Baca Juga: UGM Gelar FGD Nasional, Bahas Regulasi Obat Manusia untuk Hewan

Kegiatan tersebut dilakukan dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkolaborasi dengan dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Makassar berupa kegiatan edukasi lingkungan di Kawasan Konservasi Mangrove Baros, Desa Tirtohargo, Kapanewon Kretek, Bantul, Senin (15/12) lalu.

Kegiatan ini merupakan pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan dukungan Hibah Riset Nasional Muhammadiyah Batch IX Tahun 2025, dengan judul 'Implementasi Experiential and Joyful Learning Marine Edutourism (EJoy-ME) Berbasis Kearifan Lokal Ekosistem Mangrove Baros untuk Meningkatkan Literasi Lingkungan Siswa'. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Destri Ratna Ma’rifah MPd, selaku anggota tim, selama ini pembelajaran lingkungan di sekolah mitra belum memanfaatkan ekosistem khas, mangrove, yang terdapat tidak jauh dari sekolah. “Melalui program ini, kami ingin menjadikan Mangrove Baros sebagai sumber belajar kontekstual agar siswa memperoleh pengalaman langsung dan bermakna sehingga dapat berdampak pada kepedulian mereka terhadap lingkungan pesisir terutama,” ujarnya.

Baca Juga: Prediksi Skor Tottenham Hotspur vs Liverpool di Liga Inggris 2025: Ujian Berat Spurs di London Utara

Pelaksanaan pengabdian ini didukung oleh informasi yang diperoleh dari pihak sekolah. Sekolah yang dekat dengan Mangrove Baros, antara lain SMP Muhammadiyah Kretek, Bantul dan SMPIT Ar-Rohmah, Bantul. Guru IPA di SMP Muhammadiyah Kretek, Eni menyatakan siswa belum pernah diajak belajar IPA di sana. Keterangan ini dikuatkan oleh Tri Inayah SPd (Kepala SMP Muhammadiyah Kretek), SMP ini lokasi sekolahnya hanya berjarak beberapa kilometer dari kawasan mangrove, tetapi anak-anak belum pernah berkegiatan di sana.

Sebelum menjelajah, siswa mendapatkan paparan materi dari pengelola Mangrove Baros, Sidiq Nurcholis menjelaskan sejarah dan karakteristik kawasan konservasi tersebut. Menurut Sidiq, Mangrove Baros merupakan kawasan konservasi buatan seluas sekitar 3,5 hektare yang mulai dikembangkan sejak 2003. “Pada awalnya sempat menuai pertentangan, namun kini mangrove terbukti memberi manfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat,” jelasnya. 

Sebanyak 49 siswa dari kedua sekolah dibagi ke dalam kelompok kecil untuk bertualang di Kawasan Mangrove Baros. Selama melaksanakan eksplorasi, siswa didampingi oleh guru dan diarahkan oleh pemandu lapangan. Kegiatan dilanjutkan dengan pengamatan ekosistem mangrove hingga aksi nyata berupa penanaman mangrove. 

Baca Juga: Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Melalui pendekatan belajar sambil berwisata edukatif ini, diharapkan pengetahuan siswa tidak hanya berhenti pada aspek kognitif, tetapi juga bertransformasi menjadi sikap dan perilaku peduli lingkungan. (Jay).

 

Halaman:

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB