Krjogja.com - WILAYAH Banyusumurup, Kalurahan Girirejo, Kapanewon Imogiri, Bantul juga dikenal dengan potensi wisatanya yang cukup beragam. Ikonnya sebagai kampung keris menjadi salah satu andalan bagi warga setempat untuk dijadikan sebagai wisata edukasi.
Wilayah ini kerap menjadi sasaran bagi wisatawan dalam mengenal pusaka keris. Mereka akan diajak berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk menyaksikan proses pembuatan keris dan aksesorisnya serta filosofi keris itu sendiri.
Lurah Girirejo Dwi Yuli Purwanti menjelaskan, sebagai sentra bagi perajin keris cukup banyak pengunjung yang datang ke sana untuk melihat bagaimana proses pembuatan benda itu. Mereka akan diajarkan secara singkat teknik pembuatan keris dan diajak berkeliling melihat sejumlah koleksi serta pembuatan aksesoris lain.
Baca Juga: Wukirsari Sulap Bukit Jadi Destinasi Wisata
"Kami jadikan sebagai wisata edukasi. Banyak anak-anak sekolah juga yang kadang datang ke Banyusumurup," katanya.
"Selain itu juga ada edukasi membatik kepada para pengunjung. Pengelolaan wisata itu ada yang bekerja sama dengan Pokdarwis setempat pula," sambungnya.
Ragam aksesoris keris itu biasanya seperti warongko, pendok, dan juga ukiran. Pengunjung bisa melihat langsung bagaimana proses perbuatannya serta mempraktekkan sendiri cara membuat aksesoris keris di kediaman salah satu keturunan Empu.
"Kunjungan wisata keris hampir setiap hari ada, kemudian yang mau kerja sama dan belajar pasti ada. Edukasi batik biasanya dalam dan luar Jogja juga banyak," jelasnya.
Baca Juga: GoTransit Permudah Wisatawan Eksplorasi Destinasi Wisata di Jogja-Solo
Di sisi lain kawasan ini juga dikenal sebagai kompleks makam Banyusumurup. Ada makam Pangeran Pekik di tempat ini yang merupakan adik ipar sekaligus besan dari Sultan Agung. Tokoh besar yang disemayamkan di makam tersebut antara lain Pangeran Pekik, Gusti Pangeran Lamongan, Gusti Ratu Mangkurat (istri Amangkurat Amral), Gusti Pangeran Timur, Raden Rangga Prawirodirjo, dan kerabat lainnya.
Kemudian ada pula Makam Raja Imogiri atau Pajimatan Imogiri yang sering didatangi oleh pengunjung sehingga dijadikan sebagai wisata religi. Setiap Jumat dan Selasa Kliwon selalu ramai. Agenda rutin nguras enceh menjadi salah satu kegiatan yang selalu dinanti pengunjung.
"Itu semacam upacara pengisian tempayan yang ditempatkan di sekitar makam. Airnya sering diperebutkan warga masyarakat karena dianggap ada berkah, kalau disiram bisa tanaman subur dan diminum menyembuhkan penyakit," kata dia.
Potensi wisata budaya dan kuliner pun tersedia di Banyusumurup. Upacara adat di tingkat kalurahan selalu mengundang antusiasme pengunjung. "Sementara untuk kuliner kita ada macam-macam seperti bubur deso, sayur brongkos, lemper dan gudeg, wedang uwuh, bakmi dan sebagainya," kata dia. (BPKSF/*)