Krjogja.com – Penyerangan menggunakan air keras terhadap pedagang semangka di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menyisakan kengerian. Pelaku menyiramkan air keras ke kepala korban yang tengah menunggu dagangan pada pukul 01.00 dini hari.
Dalam video yang viral di akun Instagram wargajakarta.id, korban bernama Sutomo yang tidak siap mendapat serangan berupa siraman air keras itu tidak sempat menghindar. Sebagian besar siraman mengenai kepala dan tubuh bagian atasnya.
Sebagian kecil air keras yang disiramkan pelaku memercik ke tumpukan semangka di dekat korban. Bagian tubuh yang tersiram tampak mengepulkan asap dan Sutomo terlihat kesakitan dan kebingungan.
Baca Juga: Efek Kenaikan Gaji PNS dan Pensiunan Tahun 2024 Menjadi Sorotan, Begini Pernyataan PT Taspen
Dalam video itu, pelaku yang memakai sweater hijau dengan hood tidak berhenti setelah menyiramkan air keras. Pelaku lanjut menyerang korban dengan tangan kosong dan senjata tajam. Bahkan ia terus menyerang meskipun korban sudah roboh. Setelah korban terkapar baru pelaku lari.
Akibat serangan bertubi-tubi itu Sutomo rebah tidak sadarkan diri. Ia dilarikan ke RS Harapan Bunda tapi akhirnya tewas beberapa jam kemudian. Sementara itu pelaku melarikan diri dikejar pihak berwajib.
Selang beberapa jam, kepolisian yang terdiri dari personel Polsek Kramat Jati dan Unit Jatanras Polres Metro Jaktim berhasil membekuk pelaku. Lelaki 28 tahun itu dibekuk dengan barang bukti sebilah senjata tajam.
Baca Juga: 10 Bakmi Jawa Legendaris di Jogja
Mengutip informasi dari akun Instagram update_infojakarta, kepolisian menyatakan tengah melakukan penyelidikan terhadap potif penyerangan. Di media sosial beredar informasi bahwa korban menjalin hubungan gelap dengan istri pelaku.
Itu sebabnya warganet menduga penyerangan itu dipicu pelaku yang cemburu. Namun, Kapolsek Kramat Jati Kompol Tuti Aini menyatakan tengah mengusut motifnya sehingga sejauh ini belum ada kejelasan.
Baca Juga: Siapa Istri Gus Iqdam? Ternyata Bukan Perempuan Biasa, Inilah Profil dan Biodatanya
Sering dipakai menyerang
Penggunaan air keras untuk melukai orang lain itu mengingatkan pada serangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Walaupun hampir enam tahun lewat, kasus itu masih lekat dalam memori banyak orang.
Serangan air keras terhadap Novel merusak 95% fungsi mata kirinya. Akibatnya mata itu tidak bisa melihat. Praktis Novel Baswedan melihat hanya dengan satu mata.