Krjogja.com - Puteri Indonesia Jogja 2024, Sophie Kirana membanggakan cagar budaya bersejarahnya yang bernama Sumbu Filosofi. Menurutnya, Sumbu Filosofi bukan sekadar representasi tata ruang, melainkan gambaran visi masa depan masyarakat Jogja yang menggabungkan kearifan lokal, alam, budaya dan kemakmuran rakyat secara universal.
"Saya berkomitmen untuk membantu pemerintah memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata serta nilai- nilai budaya kaya dan unik dari Yogyakarta, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan Sumbu Filosofi adalah salah satunya," ungkap Sophie dengan semangat.
Baca Juga: Capaian Suara Pasangan Prabowo Gibran di Boyolali Tembus Angka 41 Persen
Kemenangannya sebagai Puteri Indonesia Jogja 2024 melalui audisi Yayasan Puteri Indonesia pada Januari lalu menjadi bukti dedikasinya terhadap pengembangan budaya dan pariwisata.
Dengan pencapaian ini, Sophie Kirana berhak mewakili Jogja dalam ajang Puteri Indonesia nasional yang dijadwalkan pada 8 Maret 2024.
Sophie Kirana, perempuan berusia 23 tahun asli Jogja berhasil menyelesaikan pendidikan strata satu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Gajah Mada (UGM).
Baca Juga: Anak-anak Papua Diajak Bersosialisasi dengan Prajurit Penjaga Perbatasan
Dengan latar belakang pendidikan dan kecintaannya terhadap budaya, Sophie Kirana berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi promosi dan pelestarian warisan budaya Jogja. Selain itu, dia juga ingin menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
Promosi pariwisata yang dilakukan oleh Sophie Kirana di tingkat nasional dan internasional diharapkan dapat membuka pintu lebih lebar bagi dunia untuk mengenal dan mencintai Jogja.
Keberhasilan Sophie Kirana sebagai Puteri Indonesia juga menjadi bukti pemuda dan pemudi Indonesia memiliki peran penting dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya.
Dengan semangat dan dedikasi, Sophie Kirana menjadi teladan bagi generasi muda dalam menjaga dan mengapresiasi kekayaan budaya yang menjadi identitas bangsa Indonesia.
Sumbu Filosofi tidak sembarangan ciptaan, melainkan merupakan gagasan Pangeran Mangkubumi, Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18, yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Jogja.
Konsep tata ruang ini terinspirasi oleh budaya Jawa, dengan susunan jalan lurus yang membentang mulai dari Panggung Krapyak di selatan hingga Kraton dan Tugu Jogja di utara.
UNESCO mengakui keunikan Sumbu Filosofi sebagai salah satu warisan budaya dunia pada September 2023, menjadikannya sebagai aset berharga yang tidak hanya milik Jogja tetapi juga dunia.
