Kepel dikukuhkan sebagai buah khas Jogja melalui Keputusan Gubernur Kepala DIY No. 385/KPTS/1992 tentang Penetapan Identitas Flora dan Fauna DIY.
Buah yang punya nama ilmiah Stelechocarpus burahol ini tersebar di provinsi lain dengan beragam nama.
Seperti kecindhul, simpol, burahol, dan turalok. Sedangkan, pada bahasa Inggris dikenal sebagai Kepel Aple.
Kepel punya rasa yang manis yang diselimuti oleh kulit buah berwarna kecoklatan. Daging buahya berwarna kuning hingga coklat.
Kepel umumnya tumbuh pada ketinggian sampai 600 MDPL. Pohonnya dapat tumbuh hingga tinggi 25 meter dan diameter 40 cm.
Buah kepel punya tekstur kulit yang terdapat benjolan-benjolan. Ini merupakan bekas dari buah dan bunga yang tumbuh.
Buah kepel pun tidak tumbuh pada ranting atau dahan pohon namun pada batang pohon.
Daunnya memanjang dan lonjong meruncing berdiameter 12-27 cm dan lebar 5-9 cm. Bunganya pun beraroma harum.
Kini, buah kepel mulai sulit ditemui karena ada anggapan hanya pantas ditanam di lingkungan keraton.
Namun, masih dapat dijumpai di Keraton Yogyakarta, Taman Kyai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor, dan Universitas Gadjah Mada. (*)