Krjogja.com Sahur adalah aktivitas makanan dan minuman sebelum fajar menjelang waktu puasa. Pertanyaan yang sering muncul adalah, batas sahur sampai jam berapa agar puasa sah?
Menurut berbagai sumber, batas sahur hingga adzan subuh berkumandang merupakan praktik yang dianjurkan, mengacu pada anjuran Rasulullah SAW dan pemahaman empat Imam mazhab.
Batas waktu sahur yang benar bukan imsak. Pahami bahwa batas waktu sahur yang benar sampai adzan subuh berkumandang, seperti yang diajarkan Rasulullah. Akan tetapi batasnya dipermudah dengan imsakiyah.
Dalam praktiknya, waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang imsak, sesuai anjuran Rasulullah Muhammad SAW. Mengakhirkan sahur hingga sepertiga malam terakhir, ini juga membuat umat muslim dapat memaksimalkan waktunya untuk melaksanakan sholat malam, zikir, dan berdoa. Momen ini menjadi waktu yang istimewa bagi umat Islam untuk meraih keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Batas Sahur Sampai Jam Adzan Subuh Berkumandang
Batas sahur sampai jam berapa menjadi topik yang sering dibahas oleh umat muslim khususnya di bulan Ramadhan. Sahur, yang secara harfiah berarti makan sebelum fajar, merupakan salah satu sunnah berpuasa yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Meskipun tidak diwajibkan secara hukum, sahur memiliki nilai ibadah yang tinggi dan memberikan kekuatan bagi umat Muslim untuk menjalankan puasa dengan baik.
Sebenarnya batas sahur jam berapa? Menurut Dr. H. Abdur Rokhim, SQ, MA, dalam bukunya "9 Kenikmatan Bulan Ramadhan," pada zaman Nabi Muhammad SAW, istilah imsak tidak dikenal sebagai batas sahur seperti yang diterapkan di Indonesia saat ini.
Rasulullah dan para sahabat dulunya menjadikan batas sahur pada masuknya waktu Subuh, yang kemudian oleh masyarakat dikenal sebagai imsak. Jaraknya sekitar 50-60 ayat atau sekitar 10 menit sebelum Subuh. Imsak, menurut definisi dari situs resmi Universitas Muhammadiyah Jakarta, diartikan sebagai penanda waktu sepuluh menit sebelum Subuh.
Dalam sebuah hadis riwayat Anas bin Malik dari Zahid bin Tsabit, dia berkata:
"Kami makan sahur bersama Rasulullah Saw, kemudian (setelah makan sahur) kami berdiri untuk melaksanakan sholat. Aku (Anas bin Malik) berkata: "Berapa perkiraan waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan shalat fajar)?" Zahid bin Tsabit berkata: "(seperti waktu yang dibutuhkan untuk membaca) 50 ayat."
Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan imsak sebagai saat dimulainya larangan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, Rizem Azid dalam bukunya "Salah Kaprah!" menyatakan bahwa hukum makan dan minum setelah imsak tetap diperbolehkan, karena batas sahur yang benar adalah masuknya waktu Subuh. Waktu imsak ditetapkan sebagai bentuk kehati-hatian karena fajar yang menjadi tanda dimulainya waktu puasa tidak selalu terlihat secara jelas.
Batas waktu sahur jam berapa yang sebenarnya adalah ketika terbit fajar shadiq atau adzan Subuh berkumandang, sesuai dengan pendapat empat Imam mazhab. Dasar pendapat ini diambil dari firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 187 yang menegaskan bahwa makan dan minum diperbolehkan hingga jelas perbedaan antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.
"… Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam."
Dalam menjalankan ibadah puasa, penting bagi umat Islam untuk memahami bahwa sahur merupakan ibadah yang dianjurkan dan batas waktunya adalah hingga terbit fajar shadiq atau adzan Subuh berkumandang, sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Quran dan hadis Nabi.
“Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.” (HR. Bukhari no. 623 dalam Adzan, Bab “Adzan sebelum shubuh” dan Muslim no. 1092).