Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah,
Untuk membersihkan hati dan mengembalikan diri kita kepada fitrah, ada tiga hal penting yang harus kita lakukan:
1. Berdoa kepada Allah,
2. Menghilangkan kelalaian (al-ghaflah),
3. Melakukan tazkiyatun nafs (pensucian jiwa) dengan senantiasa tawadhu’ di jalan Allah.
Syekh Abdurrahman As-Sa'di mengatakan bahwa Allah SWT memberikan akal kepada manusia dengan tiga tujuan:
1. Agar manusia cenderung menyukai kebenaran,
2. Agar manusia menganggap buruk segala yang batil,
3. Agar manusia memiliki kecenderungan menerima syariat Islam, baik yang lahir maupun yang batin. Allah telah menanamkan cinta pada kebenaran di dalam hati setiap makhluk-Nya.
Baca Juga: Sinergi NETV dan FILM: Langkah Strategis Dorong NET ke Persaingan Papan Atas Industri Penyiaran
Namun, sebagian manusia justru memutarbalikkan kebenaran, menjadikan yang batil sebagai kebenaran, dan yang haram dianggap sebagai hal yang biasa. Mereka yang tahu agama, namun tidak menggunakannya dengan benar, malah menjadi pembela kebatilan dan mengabaikan perintah Allah.
Semua ini terjadi karena mereka tidak menggunakan akal sehat yang telah Allah berikan. Akal sehat dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, yang halal dan yang haram, yang sunnah dan yang bid'ah, yang tauhid dan yang syirik. Sayangnya, banyak yang justru menggunakan akalnya untuk mengakali kebenaran.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah:
"Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (cenderung kepada Islam), namun kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi."
Dalam hadits riwayat Iyadh bin Himar, Rasulullah SAW bersabda: