KRjogja.com - Pernah nggak sih, kepikiran gimana sih dunia mistis ala bangsa Arab sebelum era Nabi Muhammad SAW? Jangan bayangkan hanya karpet terbang atau jin botol kayak di film Aladdin, lho. Faktanya, sebelum Islam datang, kepercayaan orang-orang Arab itu bener-bener gelap dan penuh tahayul. Bahkan bisa dibilang, mereka udah punya “MCU” sendiri: Makhluk Cinematic Universe.
Zaman itu, bangsa Arab hidup dalam era yang oleh sejarahwan disebut sebagai masa jahiliyah. Tapi jahiliyah di sini bukan sekadar bodoh, melainkan ignorance terhadap keesaan Tuhan. Mereka percaya sama Allah SWT, iya, tapi mereka juga percaya kalau jin, ruh, dan hantu bisa bantu hidup lebih sejahtera. Campur-campur, gitu.
Di padang pasir yang sunyi, di tengah malam gulita, konon ada makhluk-makhluk yang bikin bulu kuduk berdiri. Ada si Ghaul, hantu misterius yang bisa berubah rupa dan doyan banget nge-prank musafir yang lagi perjalanan. Kalau Ghaul versi cewek? Namanya Su’laat.
Ada juga Aamir, si jin sosial yang suka nimbrung sama manusia, dan Raft, yang hobi banget ganggu anak kecil. Nah, kalau kamu pikir itu udah serem, tunggu sampai ketemu sama Syaithan dan Ifrit—dua entitas yang bukan cuma jahat, tapi juga punya reputasi horor kelas atas di dunia jin Arab kuno.
Bisa dibilang, dunia mereka waktu itu udah penuh dengan "konten horror". Dan siapa yang jadi "influencer" spiritual saat itu? Jawabannya: para kahin dan tukang sihir. Mereka bukan sekadar dukun yang kasih ramalan jodoh di kertas buram, tapi dianggap sebagai penasihat spiritual utama. Mau tanya soal nasib, jodoh, bahkan urusan perang dan dagang—semuanya bisa dikonsultasikan ke mereka.
Menurut buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad karya KH Moenawar Chalil, para kahin ini dipercaya punya partner kerja dari dunia lain: jin dan setan. Jadi kalau mereka bisa meramal masa depan atau tahu aib orang lain, itu karena dibisikin makhluk gaib itu. Bikin merinding? Banget.
Lebih ngeri lagi, nggak semua kahin itu laki-laki. Ada juga kahin perempuan yang dipercaya bisa lebih akurat karena "lebih peka". Maka nggak heran, dukun dan kahin zaman itu punya pengaruh besar di masyarakat Arab, bahkan lebih dari politisi.
Baca Juga: Geng Gaib dalam Islam: Ini Bedanya Jin, Iblis, dan Syaitan yang Sering Salah Kaprah
Mereka bisa kasih petunjuk, buat jimat anti sial, bahkan bantu mediasi konflik ala-ala pengadilan spiritual. Saking percayanya, segala omongan mereka dianggap mutlak benar. Muncullah budaya tahayul dan khurafat yang meluas kayak isu viral di Twitter.
Nah, di tengah kondisi spiritual yang ruwet ini, Nabi Muhammad SAW diutus buat “ngelurusin jalur”. Mengembalikan ajaran tauhid murni, bahwa hanya Allah SWT satu-satunya yang layak disembah dan dimintai pertolongan. Bukan jin, bukan setan, bukan kahin.
Kehadiran beliau bukan sekadar revolusi iman, tapi juga reset besar-besaran dalam sistem kepercayaan Arab. Jadi, kalau sekarang kita masih suka percaya-percaya dukun, baca horoskop buat cari hoki, atau pakai jimat buat ujian, yaaa... itu sih PR kita masing-masing.
Pertanyaannya: apakah zaman jahiliyah itu benar-benar sudah berakhir, atau cuma pindah platform aja? Hm, pikirin deh. (Osy)