Mencari Cahaya, Menemukan Makna: Filosofi Laron dalam Masyarakat Jawa

Photo Author
- Senin, 28 April 2025 | 13:10 WIB
Kehidupan laron-laron (Pexels)
Kehidupan laron-laron (Pexels)

KRJogja.com - Masyarakat Jawa dikenal kaya akan filosofi hidup, tak hanya dari peristiwa besar, tapi juga dari hal-hal kecil yang sering kali luput dari perhatian. Salah satu contohnya adalah laron — serangga mungil yang kerap hadir saat musim hujan tiba.

Laron, atau alate, adalah wujud terbang dari rayap. Meski kecil dan kerap dianggap mengganggu, hewan ini menyimpan makna yang dalam bagi masyarakat Jawa.

Baca Juga: Ibu Hamil Curi HP, Polresra Cilacap Tempuh Jalur Restoratif Justice

Dari sisi ilmiah, laron telah ada sejak 120 juta tahun lalu, menjadikannya saksi bisu perjalanan panjang evolusi. Ia hidup berkoloni, membangun ekosistem sosial yang kokoh, dan berperan penting dalam keseimbangan lingkungan.

Namun, dalam pandangan budaya Jawa, laron bukan sekadar serangga biasa. Ia menjadi cermin nilai kehidupan.

Dalam tembang dolanan yang ditulis Umi Farida dan kawan-kawan, diceritakan bahwa laron adalah makhluk kecil yang terbang menuju cahaya terang — sebuah perjalanan yang berujung pada kematian.

Baca Juga: Paradance#35, Taufiqur Rohman Usung 'Aku dan Tentara'

Dalam konteks manusia, cahaya itu melambangkan petunjuk hidup, yakni Al-Qur'an. Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia harus senantiasa mencari cahaya kebenaran, mengikuti tuntunan hidup, dan siap kembali kepada Sang Pencipta kapan saja.

Tak berhenti di situ, laron juga mengajarkan tentang kekuatan dari hal-hal kecil. Ketika masih berupa rayap, ia mampu menghancurkan kayu dan meruntuhkan bangunan tanpa banyak disadari.

Pesan filosofisnya jelas: jangan pernah meremehkan sesuatu hanya karena ukurannya kecil. Dalam kehidupan sosial, rakyat kecil yang bersatu dan bergotong royong dapat mengguncang kekuasaan besar yang tampak tak tergoyahkan.

Laron mengajarkan kita tentang pencarian, tentang kekuatan tersembunyi, dan tentang arti kebersamaan. Dari seekor serangga sederhana, masyarakat Jawa menemukan pelajaran mendalam tentang hidup, tentang perjuangan, dan tentang arti kembali kepada sumber segala cahaya. (Osy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB
X