Kita hidup di tengah masyarakat yang terancam oleh krisis kejujuran. Korupsi, manipulasi, dan berbagai bentuk penyelewengan adalah buah dari kebohongan yang dilegalkan. Jika kejujuran ditinggalkan, maka fitnah, kecurangan, dan hilangnya rasa malu akan menyebar luas.
Dalam masyarakat yang tidak lagi menjunjung nilai kebenaran, akan tumbuh zero trust society, sebuah kondisi sosial yang dipenuhi curiga, frustrasi, dan kegelisahan. Ini bukan hanya urusan birokrasi atau politik, tapi urusan hati, nurani, dan akhlak kita bersama.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Budaya kejujuran harus dimulai dari hal terkecil—dari rumah kita, tempat kerja kita, masjid kita, dan lingkungan sekitar kita. Mari kita jadikan nilai “sidik” (jujur) sebagai fondasi dalam niat, perkataan, dan perbuatan. Jangan pernah malu untuk jujur. Jangan pernah merasa rugi karena berkata benar. Karena sejatinya, kejujuran adalah investasi akhirat.
Allah SWT berfirman dalam QS At-Taubah ayat 119:
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan jadilah bersama orang-orang yang jujur."
Penutup
Mari kita jadikan khutbah hari ini sebagai refleksi diri: sudahkah kita jujur kepada Allah? Jujur kepada sesama? Jujur dalam amanah dan tugas?
Semoga Allah SWT menguatkan hati kita untuk senantiasa menjunjung kejujuran sebagai budaya hidup, bukan hanya slogan sesaat. Semoga keluarga kita dibimbing dalam keimanan, dijauhkan dari siksa neraka, dan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapat syafaat Rasulullah.
Amin ya Rabbal Alamin. (*)