KRJogja.com — Pulau Karimunjawa yang terkenal sebagai kawasan pesisir dengan kekayaan alam dan eksotisme pantai merupakan anugerah tuhan yang tiada tara.
Masyarakat sekitar daerah Karimunjawa tentu amat mensyukuri anugerah tersebut dengan menggelar kegiatan sedekah bumi.
Baca Juga: Mendesak, Edukasi HIV di Kalangan Remaja dan Mahasiswa
Mereka mengadakan kegiatan rutin tahunan yang dinamakan dengan tradisi Barikan Kubro.
Selain sebagai wujud syukur, tradisi Barikan Kubra juga diperuntukkan sebagai permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa akan perlindungan dalam menghadapi tibanya musim penghujan.
Masyarakat di kawasan pesisir memohon agar mendapatkan keselamatan dalam menjalani pekerjaan dan interaksi sosial sehari-hari.
Baca Juga: Kelompok CSO Ajak Masyarakat Desak Pemerintah Hasilkan Kesepakatan Iklim Ambisius di COP-30
Tradisi Barikan Kubra telah dikenal oleh masyarakat Karimunjawa sejak masa penjajahan Belanda.
Saat bencana kesulitan pangan dan kelaparan tengah terjadi, para ulama menginisiasi kegiatan sedekah.
Hal ini berangkat dari keyakinan bahwa sedekah dipercaya dapat menolak balak dan melapangkan rezeki.
Langkah yang dilakukan oleh para ulama tadi kemudian dicontoh oleh masyarakat dengan memberikan jamuan kepada para tamu.
Sejak saat itu, tradisi Barikan Kubra dikenal oleh masyarakat dan terus berkembang hingga sekarang.
Tradisi Barikan Kubra dimulai dengan iring-iringan tumpeng raksasa berisi hasil bumi dan hasil laut sekitar Karimunjawa.
Tumpeng tersebut selanjutnya akan dikumpulkan dalam satu tempat untuk didoakan bersama-sama.