Suatu Hari di Sambirata: Berinteraksi Langsung dengan Budaya Masyarakat

Photo Author
- Minggu, 7 Desember 2025 | 22:50 WIB
Foto bersama usai Bincang Buku Koniherawati (3 dari kiri) bersama narasumber dan sebagian peserta.
Foto bersama usai Bincang Buku Koniherawati (3 dari kiri) bersama narasumber dan sebagian peserta.

KRjogja.com - YOGYA - Buku Suatu Hari di Sambirata : Pengalaman Estetis Keseharian Bersama Perempuan Pelestari Gerabah yang ditulis Dosen Desain Produk Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Kristen Duta Wacana (FAD UKDW) Dr Dra Koniherawati SSn MA layak menjadi acuan untuk penelitian, dengan pengumpulan data suatu budaya masyarakat pedesaan yang cukup detail dituliskan.

"Bahkan buku ini dilengkapi metode pengumpulan data dengan membuat peta Dusun sebagai kebaruannya," papar Dosen Magister Kajian Budaya USD Yogya Dr Yustina Devi Ardhiani SSos MHum selaku pembicara dalam Bincang Buku Suatu Hari di Sambirata, Kamis (4/12/2025) sore di Bentara Budaya, Kotabaru Yogyakarta.

Menurut Yustina, buku ini sangat membantu mahasiswa yang sedang melakukan penelitian budaya masyarakat. "Aspek spiritualitas juga lekat dalam tradisi kebudayaan masyarakat," ucap pembicara lainnya Pdt Stefanus Christian Haryono MACF PhD (Dosen Spiritualitas Fakultas Teologi UKDW Yogya). Bincang Buku berlangsung hangat dipandu moderator Idha Saraswati (mahasiswi Doktoral Kajian Budaya USD).

Baca Juga: Dua Pelari Meninggal Dunia di Ajang Siksorogo Lawu Ultra 2025

Lebih lanjut Koniherawati selaku penulis buku mengungkapkan setelah menyelesaikan Program Doktoral di Prodi Kajian Budaya: Seni dan Masyarakat, Pasca Sarjana Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta tahun 2023, selanjutnya pada 2025, Koni sapaan akrabnya menuliskan hasil disertasinya dalam wujud buku popular.

"Buku ini dikemas menarik dan bahasa sederhana agar mudah dipahami publik lebih luas dan penuturan segar berjudul Saya menikmati penelitian dan interaksi bersama di sebuah desa kecil atau Dusun Sambirata Kabupaten Purbalingga didorong kecintaan saya pada seni keramik," ungkap Koni

Koni yang yang juga dikenal sebagai seniman ini menyebutkan dirinya juga mendirikan studio keramik Gentong Potters sejak 1996 dan memproduksi keramik fungsional yang diminati pasar karena keunikan desainnya.

Baca Juga: Korban Bencana Butuh 'UPF'

"Saya juga sering diundang berpameran senirupa dengan karya keramik, gerabah, serta lukisan," ucap Koni sambal menunjukkan lukisan kolasenya dengan teknik Lukis akrilik, border perca kain yang tak lupa bunga-bunga seroja dari bahan clay di atas kanvas.

Objek karyanya menampilkan sosok Ni Sinah, seorang perajin gerabah tradisional yang cukup akrab saat live-in untuk pengumpulan data lapangan disertasinya.

Lebih lanjut Koniherawati menyebutkan bahwa semua pengrajin gerabah di Sambirata adalah kaum perempuan yang secara budaya mengerjakan tugas domestik (Rumah Tangga). "Membuat gerabah sebagai bagian tradisi turun temurun dari seorang biyung (ibu) khusus kepada anak perempuannya sejak kecil yang sarat dengan nilai-nilai sosial dan spiritualitas, sehingga menarik untuk kajian perempuan," paparnya. (Vin)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB

Latvia Kekurangan Pria, Kesempatan untuk Para Jomblo?

Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:50 WIB
X