KRJogja.com - Pernahkah kamu mendengar apa itu 'Manuk Nom'? Ternyata Manuk Nom ini adalah makanan kesukaan Sultan Hamengku Buwono, pemimpin Keraton Yogyakarta.
Hingga saat ini, kebudayaan serta adat istiadat di Keraton Yogyakarta masih sangat begitu kental dan selalu menarik untuk disimak.
Tidak terkecuali dengan makanan tradisional khas Keraton Yogyakarta yang disajikan untuk sang raja.
Baca Juga: Wamenag Minta Petugas Haji Punya Kesabaran Berlipat
Manuk Nom merupakan salah satu olahan dapur tradisional di Keraton Yogyakarta yang berbentuk dessert.
Manuk Nom sendiri merupakan makanan kesukaan dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Manuk Nom dianggap sebagai kersanan dalem yang artinya adalah makanan kegemaran. Melansir dari kanal Youtube Kraton Jogja, Sumartoyo seorang pengelola restoran tradisional mengatakan untuk makanan penutup, Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyukai buah-buahan, kue, dan Manuk Nom.
Baca Juga: Dinarpusda Kirim Bantuan, Pengungsi Banjir di Kudus Masih Bertahan
Dalam bahasa Indonesia, Manuk Nom artinya burung muda. Meski begitu, sajian ini sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan dari daging ayam ataupun burung.
Menurut penjelasan Sumartoyo, Manuk Nom adalah puding yang terbuat dari tape ketan hijau, susu, telur, pandan, vanili dan gula pasir. Uniknya puding ini disajikan dengan emping melinjo yang berfungsi sebagai sendok.
Selain menjadi makanan penutup oleh para raja, Manuk Nom ini kerap kali disajikan dalam acara jamuan kerajaan mulai 1988 hingga 1921.
Berikut ini resep dan cara membuat Manuk Nom, makanan kesukaan para raja Yogyakarta dikutip KR Jogja dari cookpad.
Bahan-bahan :
300 gram tape ketan hijau