Krjogja.com - Sudah hampir 13 Hari puasa dijalani ada nuansa rindu dikala bulan ramadan tiba. Tua, muda, anak dan remaja berharap mendengar suara adzan Magrib untuk tuntaskan puasa hari ini.
Berbagai alat elektronik mereka gunakan sebagai pertanda buka puasa telah tiba. Radio, televisi, hp dan aplikasi siaran internet khusus bulan ramadan mereka gunakan.
Jaman dulu hanya bedug maghrib dan siaran radio RRI yang selalu gaungkan bunyi Gauk sebelum Adzan Maghrib dikumandangkan. Selanjutnya diikuti dulu TVRI adzan Maghrib juga dikumandangkan juga saat itu.
Baca Juga: Aksi Tolak Eksploitasi Kebun Teh Kemuning Didukung Gardal
Peraturan kementerian Agama yang di tegaskan lagi dengan aturan baru nampaknya suasana "keras" TOA antar masjid menjadi reda dan menjadi syahdu.
Dulu tanda bedug maghrib dan adzan di radio yang berkumandang menjadi tanda buka puasa dan rutinas ini ada saat ramadan tiba di kampung-kampung.
Pada era 70an dan medio 80an masih banyak langgar dan mushola yang mempunyai bedug dan juga kentongan sebagai penanda wkatu adzan dan shalat telah tiba.
Baca Juga: Bagi-Bagi Takjil, Polres Purworejo Kampanyekan Tertib Lalu LIntas
Generasi ini yang melayari tiga jaman seakan menjadi nyata, era bedug menjadi tanda adzan maghrib hingga era televisi digital seperti sekarang inilah yang menjadikan generasi 70an sampai 80an tidak melupakan kenangan manis ini.
Ketika kentongan dipukul dan bedug selanjutnya yang berbunyi tong, tong duk duk itu pertanda waktu maghrib sudah mendekat dan mereka pulang dengan tertib dari tempat permainan.
Banyak yang belum memegang gadget seperti hp atau konsol Game dan mereka masih alami menunggu bedug maghrib dengan bercengkrama dan juga menjalan permainan tradisional lainnya.
Waktu seakan masih panjang untuk mengisi libur ramadan yang hampir sebulan diterapkan kala itu dan menjadi berkah tersendiri untuk mushola dan masjid.
Banyak anak yang menghabiskan wkatu di mushola tau di masjid dengan mengaji dan juga belajar Alquran dan juga tadarus di malam harinya.
Generasi ini patuh kepada guru dan kyai yang mengajarkan nilai kerukunan dan juga patuh kepada orang tua dan juga mematuhi unggah-ungguh yang ada saat itu.