ragam

Apakah Benar Ada Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZaneca ? Berikut Tnggapan Mentri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Minggu, 5 Mei 2024 | 10:20 WIB
Budi Gunadi Sadikin (Dok.)

Krjogja.com –  Saat ini Masyarakat Indonesia  dihebohkan dengan berita bahwa vaksin Covid 19 AstraZeneca menimbulkan efek samping berupa pembekuan darah.

AstraZeneca salah satu merk vaksin Covid-19 yang dipakai di Indonesia. Di sejumlah media dikabarkan bahwa dalam sebuah dokumen pengadilan AstraZeneca mengakui bahwa vaksin Covid buatannya menyebabkan efek samping yang langka yaitu TTS.

Menkes Budi Gunadi memastikan vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada risiko efek samping yang mungkin terjadi pada aspek kesehatan penerima vaksin.

Baca Juga: Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasi Beli Saham BBRI

"Tetapi dilihat oleh dunia medis, WHO kan yang meng-approve langsung, vaksin ini dibilang bahwa benefitnya lebih besar daripada risiko, sehingga waktu itu diberikan izin untuk dijalankan di seluruh dunia," katanya usai memenuhi undangan rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (3/5/2024) dikutip dari Antara.

Budi mengatakan, risiko langka berupa pembekuan darah akibat sindrom trombosis dengan trombositopenia (thrombosis with thrombocytopenia syndrome/TTS) yang dikaitkan dengan vaksin AstraZeneca telah diberi tanggapan oleh para pakar di bidang imunologi vaksinasi sejak era pandemi di Indonesia.

kata Budi, pemerintah menerapkan protokol pengawasan berstandar global, melibatkan tim independen, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), yang diisi oleh pakar di bidang imunologi untuk proses pengawasan di Indonesia.

Baca Juga: Mulai Giling, PD Madukismo Ditarget Memproduksi 28.000 Ton Gula Putih

"Kita minta untuk memberikan kajian, ini vaksin-vaksin yang masuk ada Pfizer, AstraZeneca, Moderna, apalagi teknologi-teknologinya kan baru yang mRNA ini kan itu seperti apa? Dan kesimpulannya mereka sama, dilihat benefit sama risiko," katanya.

Kesimpulan tersebut, kata Budi, juga mempertimbangkan jumlah pasien COVID-19 yang pada saat pandemi melanda mencapai ratusan juta orang.

Terkait risiko vaksin COVID-19 yang relatif kecil, Budi menyebut hal itu sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dari para penerima manfaat, sebab tergantung pada kecocokannya.

"Sama kalau kita dioperasi juga. Saya operasi jantung, pada saat operasi kan kita tahu ada risiko, tetapi benefit untuk menyembuhkan penyakit kita, untuk menyelamatkan nyawa kita, jauh lebih besar," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Budi menyampaikan hasil pengecekan data dari otoritas terkait bahwa kejadian TTS di Indonesia belum ditemukan hingga sekarang, meskipun di luar negeri efek samping itu mungkin terjadi.

"Nah mungkin itu kejadian di suatu negara yang melakukan pemberitaan dan mungkin karena memang khusus untuk populasi mereka mungkin genetiknya ada yang berdampak. Tapi di kita saya cek ITAGI, tidak ada," katanya. (*)

Tags

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB