"Atraksi wisata seperti ini sebenarnya juga menginspirasi untuk bisa dikembangkan di DIY, misalnya di Kabupaten Bantul, Kulonprogo, atau Gunungkidul yang memiliki sungai dengan karakteristik mirip di Pacitan," ucapnya.
Usai menyusuri sungai, wisatawan dapat menikmati berbagai sajian kuliner maupun oleh-oleh khas Pacitan yang dijajakan warga sekitar di warung-warung dekat areal parkir. Di kawasan ini tersedia pula area outbond dan camping ground.
"Kuliner di sekitar Sungai Maron lumayan lengkap. Harganya pun sangat wajar. Bagi yang ingin mendinginkan suasana, bisa menikmati sajian es kelapa muda. Sedangkan bagi yang ingin hangat-hangat, dapat menyeruput kopi hitam atau teh panas usai naik perahu," tutur Anna, wisatawan asal Sleman yang datang bersama rombongan ibu-ibu. Oleh-oleh khas Pacitan juga dapat ditemui di beberapa warung di sekitar Sungai Maron ini.
Salah satu yang perlu diperhatikan juga yakni kondisi kendaraan yang harus benar-benar fit jika ingin berwisata ke Sungai Maron. Sebab, untuk sampai lokasi, harus melewati jalanan yang naik-turun tajam dan relatif sempit. Karena itu, yang diperbolehkan sampai lokasi hanya kendaraan ukuran Isuzu Elf atau Toyota Hiace ke bawah, mobil pribadi atau sepeda motor. Untuk bus-bus ukuran sedang dan besar, tidak diperkenankan sampai lokasi. Cukup diantar sampai sekitar Punung, bisa parkir di tempat parkir sekitar pusat oleh-oleh atau tempat parkir khusus bus. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan ganti kendaraan shuttle yang kebanyakan berupa Isuzu Elf berkapasitas 14 orang. (M Nur Hasan)