Ia mulai merasakan kelelahan secara fisik maupun kesepian secara mental. Ekspektasinya yang semula membumbung tinggi perlahan tak sesuai dengan realita.
Situasi ini mendorongnya untuk bernegosiasi dan menyesuaikan diri. Apabila kesadaran ini telah muncul, itu berarti dirinya telah masuk fase ketiga, yaitu adjustment atau negotiation.
Implikasi dari fase negosiasi ini pada akhirnya membawanya tiba ke fase penguasaan (mastery). Ia secara alamiah telah dapat menjadi bagian dari budaya baru yang ia hadapi.
Lopez dan Portero (2013) menyarankan beberapa hal sederhana agar seseorang dapat segera menyesuaikan diri dari situasi culture shock.
Seseorang dianjurkan untuk mau mendengarkan, mengamati sekitar, serta menunjukkan rasa hormat.
Selain itu, ia juga diarahkan untuk membuang segala stereotip dan menerima situasi culture shock yang ia alami dengan hati gembira.
Sadar atau tidak, siapapun pasti pernah mengalami situasi culture shock. Jadi, penting untuk mengenali dan mengatasinya secara bijak. (*)