Manisnya buah dari benih Fahmina juga Kang Faqih rasakan sendiri. Ia lantas bisa menelurkan banyak karya-karya progresif, baik dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, serta tentu saja bahasa Arab.
Fahmina kemudian membidani lahirnya Perspektif Mubadalah, sebuah cara pandang egalitarian dalam relasi antara lelaki dan perempuan.
Selain itu, dari kaki tangan Fahmina-lah, terselenggara Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama di Pesantren Kebon Jambu Babakan Ciwaringin pada 2017.
“Dari sini aku meyakini, bila kita menanam dengan sungguh-sungguh di tanah sendiri—meski kecil dan sempit—langit akan menumbuhkannya hingga berbuah bagi dunia,” Kang Faqih mantap.