KRjogja.com - SRAGEN - Para siswa SMK Negeri 1 Plupuh, Sragen, terus diasah kreativitasnya. Terbaru, mereka berhasil membuat seragam batik sekolah sendiri, mulai dari proses membatik motif hingga menjahit kain siap pakai.
Batik dibuat dengan teknik Suminagashi, yaitu teknik melukis di atas air yang berasal dari Jepang. Pola yang dihasilkan terlihat mirip namun tetap unik di setiap kelas, sehingga mencerminkan ciri khas masing-masing.
Menurut Kepala SMKN 1 Plupuh, Sri Eka Lelana, kreativitas membuat seragam batik ini sejalan dengan visi misi Jawa Tengah yang mengedepankan masyarakat pintar, sehat, dan peduli lingkungan. "Batik suminagashi ini diharapkan menjadi identitas sekolah dan menumbuhkan kebanggaan siswa terhadap karya mereka sendiri," jelasnya Jumat (26/9/2025).
Menurut Eka, bahan kain yang digunakan para siswa mayoritas dari poliester agar pewarna akrilik bisa menempel lebih baik, meskipun ada pula kain toyobo yang dipakai karena daya serap warnanya lebih bagus. Ukuran kain yang digunakan sekitar 1×1,5 meter hingga 1×2 meter.
Prosesnya cukup panjang, dimulai dari mengentalkan air dengan bahan CMC, mencampur warna, menciptakan motif, menjemur, membuat pola, hingga tahap akhir penjahitan. Semua tahapan tersebut dilakukan langsung oleh para siswa dengan pendampingan guru. "Jadi semua tahapan mulai membuat motif batik, pencelupan, menjemur hingga menjahit dikerjakan siswa sendiri," tandas Eka.
Baca Juga: Kekerasan Seksual Meluas, Kampus Bukan Lagi Ruang yang Aman
Batik hasil karya para siswa ini, lanjut Eka, rupanya mendapat apresiasi cukup luas dari beberapa sekolah lain di Sragen. Bahkan sejumlah sekolah sudah konsultasi dan tertarik membuat hal serupa untuk diterapkan di sekolah masing-masing. "Sudah banyak sekolah yang menghubungi untuk meniru apa yang kami lakukan. Bahkan ada juga yang memesan batik buatan para siswa," tambahnya.
Salah satu siswa, Raihan, mengaku senang mengenakan batik hasil karyanya sendiri. " Cukup nyaman dipakai, dan saya bangga bisa memakai hasil buatan sendiri," ujarnya.
Seragam batik ini nantinya akan dikenakan menjadi seragam resmi sekolah setiap hari Kamis. Sekaligus menjadi media pembelajaran sekaligus kebanggaan tersendiri bagi para siswa. (Sam)