Satker Proyek Stadion Maguwoharjo Jelaskan Genangan Air dan Stage VAR, Syarat Bisa Dipakai PSS

Photo Author
- Jumat, 10 Januari 2025 | 19:30 WIB
Satker Proyek Stadion Maguwoharjo Jelaskan Genangan Air dan Stage VAR (istimewa)
Satker Proyek Stadion Maguwoharjo Jelaskan Genangan Air dan Stage VAR (istimewa)


Krjogja.com - YOGYA - Renovasi Stadion Maguwoharjo menjadi perhatian insan sepakbola Sleman beberapa waktu terakhir. Penyebabnya, stadion belum juga selesai dan digunakan PSS Sleman, juga beberapa hal dalam stadion yang dirasa belum berfungsi maksimal.

Lapangan yang tergenang air, stage kamera VAR yang dinilai menutupi pandangan mata penonton, pagar pembatas tinggi hingga finishing cat dan plester lantai mendapat kritisi warganet di Sleman beberapa waktu ini. Bahkan muncul komentar, mengapa dengan dana Rp 99 miliar yang kemudian diadendum menjadi Rp 108 miliar hanya menghasilkan produk Maguwoharjo yang seperti muncul di video-video sosial media.

Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) DIY yang menjadi penanggungjawab renovasi Maguwoharjo, Noegraha Laksana, mengatakan saat ini yang terjadi adalah pihak kontraktor dari PT Karuniaguna Intisemesta dengan pengawas konsultan manajemen konstruksi PT Amsecon Berlian Sejahtera KSO PT Multi Citra Graha berada dalam masa pemeliharaan selama waktu 180 hari atau enam bulan. Menurut dia, pengerjaan secara kuantitatif sudah selesai dan karena itu saat ini praktis masuk dalam pemeliharaan meski masih ada fasilitas yang belum maksimal.

Baca Juga: Punya Kantor Baru, Eksistensi NasDem DIY Semakin Kuat

"Provisional Hand Over (PHO) atau serah terima sementara untuk pemeriksaan telah dilakukan pada 13 Desember 2024 lalu, dari kontraktor kepada BPPW sudah dilakukan 13 Desember 2024 dan ada dari Kejaksaan juga selain UPTD. Kami checklist dari BKAD (Badan Keuangan dan Aset Daerah) Sleman dan UPTD (Unit Pelaksana Tugas Daerah) Maguwoharjo, dilakukan Jumat dan Sabtu 13-14 Desember. Secara kuantitas sudah selesai semua, jadi tidak ada denda pada kontraktor. Namun penyempurnaan ini masuk pemeliharaan dalam kontrak 180 hari kerja," ungkapnya ketika berbincang, Jumat (10/1/2025).

Noegraha menjelaskan pihaknya memang belum melakukan serah terima akhir pada Pemkab Sleman sebagai pengelola aset tersebut. BPPW masih menanti adanya Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan sertifikasi dari FIFA.

"Nah saat ini kami menanti SLF yang itu dari Pemkab Sleman pada hal ini. Untuk dari FIFA kami masih menanti jadwal mereka, karena hal ini PSSI yang bisa mengkoordinasi. Kami menanti itu dulu baru serah terima kelola ke BKAD Kabupaten Sleman dan baru ke UPTD Maguwoharjo. Urusan kami dengan Pemkab Sleman dalam kaitan serah terima aset. Kami ingin yakinkan pengguna merasa aman dan nyaman," tambahnya.

Baca Juga: Untuk Program Ketahanan Pangan, Polsek Baturraden Gelar Pemupukan Tanaman Ubi Cilembu

Noegraha juga mengatakan bahwa pada 11 Desember 2024 lalu, perwakilan FIFA yakni Benjamin Veenbrink dan Mazhar Ahmed sudah datang secara langsung ke Maguwoharjo dan mengevaluasi hasil pekerjaan rehabilitasi. Mereka disebut mengapresiasi kualitas pekerjaan dan memberikan testimoni yang dicatat.

"Testimoninya berbunyi keep up the good job. Mereka sudah berkeliling secara langsung dan memeriksa semua hal yang kami rehabilitasi. Sebelumnya pada rapat evaluasi akhir 2024 di Jakarta, pelaksana 22 stadion dikumpulkan di Sentul, rumput di Maguwoharjo mendapat pujian termasuk terbaik di antara lainnya," lanjut dia.

Sementara, Rifky Surya, Konsultan Manajemen Konstruksi Stadion Maguwoharjo menjelaskan, saat ini kontraktor masih melakukan penyempurnaan di beberapa hal yakni drainase rumput stadion, lampu FOP dan hal-hal minor lainnya seperti saluran toilet. Ia mengatakan bahwa genangan yang terjadi dan viral disebabkan saluran air di luar stadion yang mampet.

Baca Juga: Untuk Program Ketahanan Pangan, Polsek Baturraden Gelar Pemupukan Tanaman Ubi Cilembu

"Sudah dibersihkan karena tertutup sampah dengan jumlah yang besar. Kemudian untuk memaksimalkan lagi diperbaiki juga panel drain di bawah lapangan. Karena letaknya maka rumput harus diangkat, pasir diangkat untuk membersihkan lumpur di panel itu. Akhirnya seperti membuat baru. Butuh paling tidak dua tiga minggu untuk tumbuh seperti sebelumnya," tandas dia.

Demikian pula terkait lampu FOP, pihak kontraktor juga masih menanti ahli dari perusahaan Phillip di Singapura. Pengesetan masih harus dilakukan untuk memaksimalkan kepentingan broadcasting dan kenyamanan pemain.

"Lampu FOP kami menanti dari pihak Philip karena terbaik dan hemat energi dibanding yang lain. Masih mengukur bayanyan dan lainnya agar masuk standar FIFA," tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

X