KRJogja.com – ZURICH - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi merilis putusan lengkap terkait kasus dugaan pemalsuan dokumen naturalisasi tujuh pemain keturunan yang membela Timnas Malaysia.
Dalam dokumen yang diunggah di laman resmi FIFA pada Senin (6/10/2025), ditemukan fakta mengejutkan: seluruh kakek-nenek dari para pemain tersebut ternyata tidak lahir di Malaysia, seperti yang tercantum dalam berkas yang diserahkan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Rilis ini muncul tepat sepuluh hari setelah tenggat waktu yang diberikan FIFA kepada FAM untuk melengkapi dokumen dan mengajukan banding atas sanksi awal yang dijatuhkan pada 26 September 2025. Putusan lengkap yang dapat diakses di bagian Legal situs FIFA itu memuat rincian investigasi yang menjerat tujuh pemain keturunan, yakni Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgi, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Awal Mula Kasus: Komplain Usai Laga Kualifikasi Piala Asia
Investigasi FIFA bermula dari laporan yang masuk setelah pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2027 antara Malaysia dan Vietnam pada 10 Juni 2025. Laporan tersebut mempertanyakan eligibilitas tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang tampil pada laga tersebut.
Baca Juga: Krisis Naturalisasi Malaysia: Dari Ambisi Menyamai Indonesia hingga Terkena Hukuman FIFA
“Proses naturalisasi mereka dan waktu debut mereka dalam jangka waktu yang dipertanyakan, menimbulkan pertanyaan signifikan mengenai validitas proses tersebut,” tulis pernyataan resmi FIFA dalam dokumen tersebut.
Melalui Sekretariat Komite Disiplin, FIFA berhasil mendapatkan salinan sertifikat lahir kakek-nenek ketujuh pemain yang menjadi dasar proses naturalisasi. Hasil pemeriksaan menunjukkan perbedaan mencolok antara dokumen yang dikumpulkan FAM dan catatan resmi yang ditemukan FIFA.
Dalam dokumen yang diserahkan FAM, para kakek-nenek tersebut diklaim lahir di berbagai wilayah Malaysia — mulai dari Malaka, Penang, Johor, hingga Sarawak. Namun, hasil verifikasi menunjukkan fakta berbeda.
Berikut beberapa contoh perbedaan yang ditemukan:
- Maria Belen Conception, nenek Gabriel Arrocha, diklaim lahir di Malaka, padahal dokumen asli menunjukkan ia lahir di Santa Cruz de la Palma.
- Carlos Rogelio Fernandez, kakek Facundo Garces, ditulis lahir di Penang, namun sebenarnya lahir di Villa Maria Selva, Argentina.
- Omar Eli Holgado Gardon, kakek Rodrigo Holgado, diklaim berasal dari George Town, padahal aslinya lahir di Caseros, Buenos Aires.
- Concepcion Agueda Alaniz, nenek Imanol Machuca, disebut lahir di Penang, namun ternyata dari Roldan, Argentina.
- Nair de Oliveira, nenek Joao Figueiredo, diklaim lahir di Johor, namun dokumen asli menunjukkan Abre Campo, Brasil.
- Gregoriao Irazabal y Lamiquiz, kakek Jon Irazabal, disebut dari Kuching, padahal lahir di Guernica y Luno, Spanyol.
- Hendrik Jan Hevel, kakek Hector Hevel, diklaim dari Malaka, namun sebenarnya lahir di Den Haag, Belanda.
Sanksi Berat dari FIFA
Atas pelanggaran tersebut, FIFA menjatuhkan sanksi tegas kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berupa denda sebesar CHF 350.000 atau sekitar Rp7,3 miliar.
Selain itu, tujuh pemain yang terlibat juga didenda masing-masing CHF 2.000 (sekitar Rp41 juta) dan dilarang beraktivitas dalam lingkup sepak bola di bawah naungan FIFA selama 12 bulan sejak hukuman dijatuhkan.