Krjogja.com - Hanoi - Pemerintah Vietnam mengatakan akan menyelidiki media sosial TikTok di negara itu mulai Mei. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk memastikan TikTok mematuhi peraturan tentang manajemen konten, pembayaran pajak, dan kebijakan komersial.
Aplikasi populer milik China itu baru-baru ini mengizinkan konten "toxic, ofensif, palsu, dan takhayul" di platformnya, kata perwakilan kementerian Le Quang Tu Do dalam sebuah pernyataan pekan ini.
Hanoi - Pemerintah Vietnam mengatakan akan menyelidiki media sosial TikTok di negara itu mulai Mei. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk memastikan TikTok mematuhi peraturan tentang manajemen konten, pembayaran pajak, dan kebijakan komersial.
Aplikasi populer milik China itu baru-baru ini mengizinkan konten "toxic, ofensif, palsu, dan takhayul" di platformnya, kata perwakilan kementerian Le Quang Tu Do dalam sebuah pernyataan pekan ini.
"TikTok, Facebook, dan YouTube semuanya adalah media sosial lintas batas dengan standar internasional. Namun, saat beroperasi di Vietnam, platform tersebut harus mematuhi peraturan lokal tentang konten dan kewajiban pajak," jelas Do, demikian dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (8/4/2023).
Perusahaan TikTok mengatakan pada Februari lalu bahwa mereka diberitahu oleh Otoritas Penyiaran dan Informasi Elektronik Vietnam, terkait delegasi pemerintah yang akan mengunjungi kantornya di Vietnam pada kuartal kedua.
"Ini adalah kegiatan inspeksi interdisipliner yang direncanakan oleh pemerintah dan sejalan dengan undang-undang Vietnam untuk perusahaan yang beroperasi di Vietnam, tidak hanya TikTok," kata Perusahaan TikTok Vietnam.
Platform TikTok di Vietnam sejauh ini telah menghapus 1,7 juta video atas permintaan pemerintah Vietnam pada kuartal keempat tahun lalu, karena dianggap melanggar kebijakan pemerintah, menurut data perusahaan.
Dalam sebuah pernyataan, TikTok Vietnam pun mengatakan telah meningkatkan pedomannya yang diperkirakan berlaku mulai 24 April 2023 agar lebih transparan tentang peraturannya dan bagaimana penerapannya.
TikTok memiliki hampir 50 juta pengguna di Vietnam berusia 18 tahun ke atas, kata pemerintah dalam pernyataan terpisah, mengutip data dari perusahaan riset DataReportal. (*)