Tantangan dan Peluang dalam Membangun Startup dari Nol

Photo Author
- Jumat, 1 April 2022 | 12:59 WIB

CB Insights mencatat, sepanjang 2021, kucuran modal bagi startup pra-Seri A maupun Seri A mencapai angka 772 juta dolar AS, setara dengan kenaikan sebesar 214% secara YoY. Pendanaan di tahap ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan Seri B, Seri C, dan seterusnya. Artinya, peluang masih terbuka sangat lebar bagi para founders perusahaan startup yang masih berada di tahap awal (dikenal juga dengan early-stage).

Dalam paparannya, Gunawan Susanto, Country Manager, Indonesia, Amazon Web Services (AWS) mengatakan bahwa AWS telah menemani perjalanan sejumlah startup anak bangsa dari early-stage hingga tahap lebih lanjut, termasuk beberapa industri seperti telemedisin (Halodoc), ecommerce (HappyFresh), hingga logistik (Paxel) melalui program AWS Activate. Kini, AWS pun tengah membimbing kedua startup Sribuu dan Twibbonize yang menjadi narasumber pada sesi ini.

“Sribuu merupakan startup yang bergerak di bidang perencanaan keuangan pribadi,” tutur Francisca Susan, CTO dan Co-Founder, Sribuu. Melalui aplikasi Sribuu, pengguna akan mendapatkan rekomendasi tentang bagaimana sebaiknya mengatur pengeluarannya setiap bulan. Sribuu menganalisis transaksi yang dilakukan pengguna di platform ecommerce, dompet digital, dan perbankan menggunakan teknologi machine learning AWS untuk menentukan strategi berhemat yang optimal bagi masing-masing pengguna.

Awalnya, ide usaha ini bermula ketika ia dan teman-temannya masih menduduki bangku kuliah. Literasi keuangan yang masih rendah di kalangan masyarakat, disertai dengan meningkatnya kesadaran dan kebutuhan untuk pengelolaan uang yang lebih baik di masa pandemi, membuat Susan dan rekan-rekannya semakin yakin untuk menggarap ide tersebut.

“Sepuluh tahun lalu saja, tidak mungkin perusahaan startup seukuran kami dapat mengakses teknologi termutakhir seperti cloud dan machine learning karena terkendala biaya. Namun sekarang, teknologi dapat dimanfaatkan oleh semua orang untuk merealisasikan dan menskalakan ide bisnisnya,” lanjutnya.

“Sribuu banyak mendapatkan grants dari berbagai program inkubator. Namun, berkat AWS yang terus membuat teknologi semakin terjangkau, kami dapat mengalokasikan anggaran untuk merekrut talenta-talenta yang berbakat untuk menunjang perusahaan dalam jangka panjang.”

Sementara, Twibbonize adalah startup yang mengembangkan aplikasi pembuat twibbon, yakni bingkai foto digital untuk melakukan kampanye online. Tidak berbeda dengan Sribuu, Twibbonize juga dikembangkan oleh Mohamad Fokkerizky, COO dan Co-Founder, Twibbonize, dan kawan-kawannya di jenjang kuliah. Menurut pria yang akrab disapa Fokker tersebut, Twibbonize mengalami pertumbuhan paling pesat saat kampanye vaksin baru diluncurkan. Dalam waktu kurang dari 3 tahun, Twibbonize berhasil meraih 120 juta pengguna, dengan 90 juta pengguna dari Tanah Air dan selebihnya dari mancanegara, seperti Filipina dan Thailand. Meski demikian, Twibbonize belum pernah menerima pendanaan.

“AWS membantu kami untuk menskalakan bisnis dan operasional Twibbonize agar dapat disesuaikan dengan lonjakan pengguna kami yang cukup signifikan. Kami juga menikmati banyak manfaat dari AWS Activate. Dan, AWS pun secara konsisten mengoptimalisasi biaya yang perlu dikeluarkan. Pertumbuhan Twibbonize tidak lepas dari bimbingan AWS yang berharga,” ucapnya.

Gunawan menambahkan bahwa perusahaan startup yang memanfaatkan cloud AWS tidak perlu mengeluarkan modal besar di awal dan dapat membayar sesuai kebutuhan (pay as you go), kecepatan, inovasi tanpa batas dengan risiko yang lebih minim, dan kebebasan untuk berfokus pada permasalahan inti bisnis. Terlebih, dengan diluncurkannya AWS Asia Pacific (Jakarta) Region pada bulan Desember lalu, pelanggan dapat menikmati tata kelola data serta latensi yang jauh lebih rendah.

“Sebagai startup yang bergerak di industri teknologi finansial/fintech yang sarat regulasi, Sribuu sangat terbantu dengan kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region. Kami dapat mengelola data dengan keamanan yang lebih tinggi, taat kepada regulasi, dan menghadirkan pengalaman pengguna yang semakin mulus,” imbuh Susan.

“Melalui komitmen AWS yang ditegaskan oleh AWS Asia Pacific (Jakarta) Region, kami yakin dan berharap akan muncul startup-startup lokal seperti Twibbonize yang diinisiasi oleh muda-mudi Indonesia. Pesan kami kepada calon founders, hal yang terpenting adalah percaya sepenuhnya kepada ide dan misi yang dimiliki,” pungkas Fokker.(Ati)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB
X