TAHUN ini dinilai sebagai masa sulit bagi operator seluler. Wakil Ketua Umum Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys menuturkan hal itu terjadi karena ada faktor makro ekonomi dan regulasi yang membuat pelaku usaha melakukan konsolidasi dalam strategi bisnis.
Pun demikian, ia yakin para anggotanya (operator seluler) sudah menyiapkan sejumlah jurus untuk mengantisipasi penurunan kinerja industri seluler karena faktor makro ekonomi, terutama pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sudah menembus angka Rp 15 ribu.
"Saya percaya masing-masing operator memiliki jurus jitu dan nantinya akan lebih dari sekadar bertahan dalam menghadapi kondisi sulit ini," ujar Merza dalam keterangannya, Jumat (28/9/2018).
Untuk diketahui, sepanjang semester pertama 2018, kinerja operator tertekan. Selain faktor di atas, juga karena adanya perubahan perilaku pelanggan yang banyak menggunakan aplikasi messenger sehingga menggerogoti pendapatan voice dan SMS.(*)