YOGYA, KRJOGJA.com - Maraknya benih-benih perpecahan, intoleransi, fitnah, ujaran kebencian, hoax dan sebagainya saat ini justru dipicu melalui pengunaan media sosial. Masyarakat akan mudah dipengaruhi dan menelan mentah-mentah apa yang disampaikan di media sosial tersebut tanpa mengetahui yang sebenarnya. Guna menangkal semakin melebarnya benih perpecahan tersebut, generasi mudalah yang notabene mayoritas menggunakan media sosial bisa saling mengingatkan serta menanamkan kearifan agar bijak menggunakan media sosial tersebut.
Hal itu disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X usai menjadi inspektur ucapara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 di Stadion Mandala Kridha, Sabtu (28/10/2017). Upacara dihadiri Forkompinda DIY, perwakilan dinas, perwakilan SMP hingga Perguruan Tinggi. "Sekarang teman-teman di media sosialkan sudah banyak yang berkoordinasi, bagaimana berbicara atau menulis di media sosial dengan bahasa yang baik. Antarmereka sendiri seharusnya sudah saling mengingatkan," ujar Sultan.
Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri menjelaskan, sesuai dengan amanat pembina upacara tentang semangat Sumpah Pemuda, artinya para pemuda harus berani bersatu sesuai temanya. Sekarang ini kerawanan perpecahan, konflik dan sebagainya justru muncul melalui berbagai media sosial.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY Drs R Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan, di lingkungan dunia pendidikan DIY, pihaknya selalu mengajari dan memberikan sosialisasi kepada anak didik supaya menggunakan media sosial dengan cerdas, termasuk guru-gurunya. Hal itu dimaksud supaya teknologi atau media sosial tidak dimanfaatkan untuk hal-hal negatif termasuk yang berbau radikalisme, pornografi, fitnah dan lain-lain. (Ira)