AMERIKA, KRJOGJA.com - Meski molekul organik di tanah dan atmosfer ditemukan di Mars, namun siapa sangka ternyata senyawa di Mars mengandung racun. Percobaan dengan senyawa yang ditemukan di tanah Mars menunjukkan bahwa mereka berubah menjadi bakteri bakterioan dengan sinar UV, yang secara efektif mensterilkan lapisan atas lanskap yang berdebu.
Penemuan ini memiliki implikasi luas untuk berburu kehidupan alien di batu keempat dari Matahari dan menunjukkan bahwa misi harus menggali jauh di bawah tanah untuk menemukan kehidupan masa lalu atau masa kini jika ia bersembunyi di sana. Lingkungan yang paling ramah mungkin terletak dua atau tiga meter di bawah permukaan tempat tanah dan organisme terlindungi dari radiasi intens.
"Di kedalaman itu, mungkin kehidupan Mars bisa bertahan," kata Jennifer Wadsworth, ahli astrobiologi pascasarjana di Edinburgh University.
Penelitan Wadsworth didorong oleh penemuan oksidan kuat yang dikenal sebagai perklorat di tanah Mars beberapa tahun lalu. Petunjuk perchlorates pertama kali muncul dalam tes yang dilakukan oleh misi pendaratan Viking NASA 40 tahun lalu.
Namun, baru-baru ini dikonfirmasi oleh agen luar angkasa Phoenix dan rove Curiosity dalam goresan basah dan putih yang merembes di selokan dan dinding Mars. Banyak ilmuwan menduga bahwa perchlorates akan menjadi racun bagi mikroba Mars, namun secara teori setidaknya bakteri asing mungkin menemukan cara untuk menggunakan bahan kimia sebagai sumber energi.
Wadsworth bekerja sama dengan ahli astrobiologi di Edinburgh melihat apa yang terjadi di Bacillus subtilis, bakteri tanah biasa dan kontaminan Bumi biasa yang ditemukan di probe luar angkasa, saat dicampur dengan magnesium perchlorate hadir. Perchlorates lainnya yang ditemukan di Mars memiliki efek bakterisida yang serupa. (*)
