Yahoo Hadapi Tuntutan Hukum

Photo Author
- Jumat, 11 November 2016 | 19:56 WIB

AMERIKA (KRjogja.com) - Yahoo bersiap memasuki babak baru pasca kasus pencurian sekitar 500 juta informasi pribadi penggunanya yang dikonfirmasi bocor sejak akhir tahun 2014. Pihak perusahaan menawarkan rincian terkait efek pelanggaran keamanan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC).

CEO Marissa Mayer tidak menampik apabila servernya kebobolan dan memicu permasalah baru bagi perusahaan. Akibatnya, ada puluhan gugatan yang telah didaftarkan oleh berbagai pihak terkait kasus pembobolan ini.

Terkait dengan pelanggaran tersebut, pihak perusahan mengatakan telah menghabiskan US$1 juta pada kuartal ketiga tahun ini untuk mempertahankan imej perusahaan. Meski begitu, Marissa tidak menampik jika layanan Yahoo mulai ditinggalkan pengguna.

Mengutip Business Insider, hingga saat ini setidaknya ada 23 gugatan class-action ke pengadilan soal pencurian informasi pengguna. Yahoo menolak memberikan informasi nilai total gugatan-gugatan tersebut.

Gugatan yang didaftarkan mulai dari kalangan personal hingga instansi pemerintah yang merasa dirugikan dengan bobolnya server Yahoo.

Salah satu gugatan yang telah didaftarkan oleh warga New York bernama Ronald Schwartz ke pengadilan federal di San Jose, California pada September lalu. Namun tidak diketahui detil isi tuntutannya dan besaran jumlah ganti rugi.

Laporan yang dirilis CNet menyebutkan, Yahoo mengakui adanya keterlibatan karyawan dalam aksi pembobolan informasi pribadi penggunanya. Hanya saja, dalam hal ini pihak Yahoo menolak memberikan komentar dan penjelasan lebih rinci terkait sosok karyawan yang dimaksud. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB
X