Supermoon Muncul di Malam Jelang Lebaran, Bahaya Banjir Mengancam?

Photo Author
- Selasa, 9 April 2024 | 05:17 WIB
 Gerhana Bulan Total diamati di Observatorium UAD 26 Mei 2021 lalu. (KR/dok)
Gerhana Bulan Total diamati di Observatorium UAD 26 Mei 2021 lalu. (KR/dok)

KRjogja.com - PADA 9 April 2024, fenomena astronomi Supermoon diprediksi bakal terjadi, atau sehari sebelum perayaan Idul Fitri. Meski dianggap fenomena biasa, namun dia memiliki dampak yang signifikan bagi keadaan alam, terlebih di Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatilogi dan Geofisika (BMKG) pun mewanti-wanti adanya potensi banjir rob yang terjadi jelang perayaan lebaran lantaran adanya fenomena Supermoon ini.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memang menuturkan, ada fenomena banjir rob dari tanggal 1 hingga 13 April di beberapa wilayah pesisir di Indonesia baik di Banten, Jawa Tengah yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat.

Berdasarkan catatannya, di Tanjung Priok, peluang pasang maksimum pada 10 April. Ketinggian maksimum mencapai 1 meter.

Baca Juga: Lebaran, Wisatawan Mulai Berdatangan ke Negeri Kahyangan

Sementara, di Banyuwangi pada tanggal yang sama, ketinggian maksimal diprediksi mencapai 2,56 meter, di pesisir Cilegon ketinggian mencapai 1,04 meter dan Tanjung Perak mencapai 2,55 meter.

Fenomena supermoon juga diprediksi menjadikan langit malam akan lebih terang dari biasanya.

Hal ini disebabkan lintasan bulan mengelilingi bumi tidak bulat sempurna namun cenderung elips atau lonjong dan bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Ahli Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, konfigurasi bumi dengan bulan dan matahari pada 9 April 2024 memang istimewa.

"Baru saja terjadi gerhana matahari total di Amerika Utara, pada dini hari 9 April waktu Indonesia. Artinya bumi, bulan, matahari hampir segaris. Efeknya pasang air laut akibat gravitasi bulan diperkuat gravitasi matahari, maka terjadi pasang maksimum," kata diA, Senin (8/4/2024).

Baca Juga: Diikuti 11 Kelompok, Gema Takbir Jogja Rebutkan Piala HB X

Dia pun memberikan masukan, bahwa fenomena kali ini bukanlah Supermoon melainkan Super New Moon.

Perlu diketahui, seperti dikutip dari NASA, Supermoon bukanlah istilah astronomi resmi, tapi biasanya digunakan untuk menggambarkan Bulan purnama yang berada pada jarak setidaknya 90 persen dari perigee atau bulan mencapai titik terdekatnya dari bumi.

"Mestinya Super New Moon. Supermoon untuk purnama terdekat, terlihat lebih besar. Super New Moon untuk bulan baru terdekat, bulan tidak akan tampak, namun gerhana matahari total bisa jadi bukti bulan lebih besar ukurannya dari piringan matahari," ungkap Thomas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB
X