teknologi

'Jerawat' Biru di Bulan Terekam NASA

Minggu, 15 Januari 2017 | 14:31 WIB

NASA menemukan sejumlah bintik biru bercahaya di permukaan bulan belum lama ini. Temuan itu terletak di kawasan kutub bulan.

Bintik biru bercahaya ini sebetulnya merupakan cairan berwarna biru. Ada yang menggenang, tapi ada pula yang mengalir di ruas permukaan. Dari mana asal muasal ini terbentuk?

Dilansir dari Daily Mail, Sabtu (14/1/2017), cairan itu terbentuk dari aktivitas ledakan matahari, yang mana hasil ledakan tersebut berupa percikan dan korosi besar-besaran. Ledakan ini membawa muatan partikel listrik ke luar angkasa, sehingga akhirnya sampai di bulan.

Berbeda dengan bumi, bulan tidak memiliki lapisan atmosfer yang dapat mencegah partikel ledakan matahari tersebut masuk. Karena tak ada atmosfer, partikel yang terdiri dari ion dan elektron ini langsung jatuh ke permukaan bulan.

Setelah jatuh, partikel tersebut menempel di lapisan permukaan dan bagian dalam permukaan bulan. Mengenai partikel di lapisan permukaan, NASA mengklaimnya sebagai partikel ion besar, sedangkan partikel di bagian dalam permukaan merupakan partikel ion berukuran kecil.

Andrew Jordan, astronom University of New Hampshire, mengatakan bahwa cairan terbentuk karena ion yang memiliki muatan positif terbentur dengan elektron yang notabene membawa muatan negatif. Akibatnya, aktivitas tarik menarik terjadi dan menciptakan penguapan.

“Sekitar 10 persen dari partikel itu telah menguap. Terbentuklah cairan biru bercahaya yang jika dilihat dari jauh seperti bintik-bintik kecil merona di permukaan bulan,” kata Jordan.

NASA menilai fenomena ini bukan termasuk langka. Pasalnya, ledakan matahari bahkan bisa terjadi dalam kondisi lebih buruk, seperti halnya peristiwa berhentinya partikel elektrostatik, yang dapat merusak pesawat ruang angkasa.

Halaman:

Tags

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB