teknologi

Radio Ini Diam-Diam Gunakan Penyiar AI, Pendengar Merasa Tertipu

Sabtu, 3 Mei 2025 | 11:35 WIB
Ilustrasi Radio di Australia Diam-diam Gunakan Penyiar AI, Pendengar Merasa Tertipu ((Sumber: qwen.ai))


Krjogja.com Stasiun radio di Australia kedapatan menggunakan penyiar AI tanpa memberi tahu publik. Fenomena ini membuka diskusi baru mengenai transparansi media dan batas etika dalam penggunaan teknologi AI. Sebab meski secara teknis mengagumkan, kemampuan AI untuk meniru suara dan gaya bicara manusia kini menjadi potensi ancaman terhadap kepercayaan publik.

Apa jadinya jika suara ramah yang menemani perjalanan pagi hari atau jam kerja Anda ternyata hanya hasil rekayasa perangkat lunak? Berikut kisah lengkapnya, dirangkum Liputan6.com dari laman odditycentral.com, Kamis (1/5/2025).

Pada 2024 lalu, stasiun radio CADA milik Australian Radio Network (ARN) memperkenalkan seorang penyiar baru bernama Thy. Dengan suara perempuan muda yang terdengar ramah dan natural, Thy dipercaya memandu program baru bertajuk Workdays with Thy, yang mengudara selama empat jam setiap Senin hingga Jumat. Program tersebut langsung mendapat sambutan hangat dari pendengar yang mengira bahwa Thy adalah penyiar sungguhan.

Baca Juga: SD Bopkri Sidomulyo 1 dan TK ABA Al Iman Juara Festival Angklung Prabukusumo Cup

Namun seiring waktu, sejumlah pendengar mulai curiga. Tidak ada informasi latar belakang, nama lengkap, atau jejak digital tentang sosok Thy. Kecurigaan makin kuat setelah sebagian dari mereka menyadari bahwa beberapa frasa yang diucapkan Thy, seperti saat mengucapkan "old school", terdengar identik seolah berasal dari rekaman yang sama. Isu ini kemudian menyebar secara daring, dan berbagai spekulasi tentang identitas asli Thy pun bermunculan.

Tekanan publik akhirnya membuat pihak ARN buka suara. Dalam pernyataan resmi, mereka mengakui bahwa Thy adalah penyiar berbasis AI hasil kerja sama dengan perusahaan teknologi suara ElevenLabs. Dalam unggahan LinkedIn yang kini telah dihapus, pimpinan proyek ARN, Fayed Tohme, menyebut eksperimen ini sebagai “tanpa mikrofon, tanpa studio, hanya kode dan vibes.” Program ini, menurutnya, adalah upaya mendorong batas baru dalam konsep siaran langsung radio.

Kritik Pedas dan Isu Etika dari Pendengar
Meskipun tidak melanggar hukum, karena tidak ada regulasi di Australia yang melarang penggunaan penyiar AI, ARN tetap mendapat kecaman dari publik. Para pendengar merasa telah dibohongi karena tidak diberi tahu sejak awal bahwa Thy bukanlah manusia sungguhan. Banyak yang menilai bahwa seharusnya eksperimen seperti ini dijalankan secara transparan, terlebih di tengah era ketika kepercayaan terhadap media sangat rentan.

Sejumlah penulis dan jurnalis lokal, termasuk Stephanie Coombes, mengungkapkan kekesalannya dalam blog pribadi. Ia mempertanyakan mengapa tidak ada informasi pribadi tentang Thy jika memang dia adalah penyiar sungguhan. Kritik-kritik ini akhirnya membuat ARN mengeluarkan pernyataan lanjutan yang menegaskan bahwa mereka tidak berniat menggantikan penyiar manusia secara permanen. Mereka juga menyatakan bahwa eksperimen ini telah memberikan wawasan berharga, namun sekaligus menegaskan pentingnya kepribadian manusia dalam menciptakan konten yang berkesan.

Kisah ini menjadi pelajaran penting bagi industri penyiaran global. Teknologi AI memang mampu meniru suara dan pola komunikasi manusia, tetapi tidak bisa sepenuhnya menggantikan keaslian interaksi emosional yang dibawa oleh penyiar sesungguhnya. Di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih, transparansi dan etika tetap harus menjadi fondasi utama dalam menghadirkan konten untuk publik.

 

 

Tags

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB