JAKARTA - Dalam memahami road map digitalisasi, penting untuk diperhatikan bahwa setiap segmen industri keuangan memiliki nuansa dan karakteristik khas. Interaksi seorang nasabah dengan institusi keuangan, baik itu bank ataupun asuransi, tentu memiliki dinamika yang berbeda terkait segmen dan produk.
Plt Direktur Media Asuransi S. Edi Santosa mengatakan dalam beberapa dekade, perkembangan teknologi digital telah mencapai level yang cukup mencengangkan. Di industri jasa keuangan, transformasi digital merupakan proses strategis untuk beradaptasi dan berinovasi, guna meningkatkan pelayanan melalui teknologi. Inisiatif digital ini membuat layanan industri jasa keuangan menjadi lebih fleksibel dan mudah diakses.
“Saat ini, penggunaan platform digital dan super app terus berlanjut, serta AI (artificial intelligence) semakin berperan besar di industri sektor jasa keuangan,” kata Plt Direktur Media Asuransi S. Edi Santosa, dalam acara penghargaan Top Digital Financial Award 2025, di Jakarta, Rabu (12/11).
Baca Juga: LKBN ANTARA Adakan Workshop Fotografi Jurnalistik di UGM
Dikatakan, tahun ini tim peneliti LRMA bekerja sama dengan tim peneliti Pinnacle Analytics Indonesia, melakukan riset dengan berbagai pendekatan. Total ada 1.064 responden yang disurvei dan ada 351 perusahaan keuangan yang dinilai.
Pada tahun 2025, dengan mengusung tema “The AI-Powered Financial Revolution: Generative AI, Hyper-Personalization, and the Future of Digital Finance Amidst the Shifting Demographics” terdapat 105 penghargaan yang diserahkan kepada 89 perusahaan peraih Top Digital Financial Award 2025.
“Selamat kepada para peraih Top Digital Financial Award 2025. Kami berharap penghargaan yang diterima akan dapat menjadi penambah semangat untuk mengejar pertumbuhan lebih baik di masa mendatang, sehingga dapat melayani masyarakat Indonesia lebih baik lagi,” ujar Edi.
Tim peneliti LRMA dan tim peneliti Pinnacle Analytics Indonesia mengkategorikan penghargaan berdasar 5 aspek, yakni 1. Keterlibatan Pelanggan (Customer Engagement) . 2. Pengalaman Pelanggan (Customer Experience) . 3. Kepercayaan & Persepsi Pelanggan (Customer Trust & Perception). 4. Wawasan Pelanggan (Customer Insight). 5. Pelanggan dengan Disabilitas (Customer Inclusion)
Untuk penilaiannya meliputi 11 indikator: usage & frequency, channel mix (socmed), loyalty, comm mix, trust level (security), sentiment, customer satisfaction, overall UI/UX experience, customer insight, used of AI insight generator, dan customer inclusion.
Beberapa pendekatan yang digunakan untuk penilaian adalah: Riset Sekunder, Survei Pelanggan yang Mendalam, Pembeli Misterius, dan Validasi oleh Dewan Juri dari Tim Pakar. (Lmg)