YOGYA, KRJOGJA.com - Sekitar 100 pakar dan pegiat pendidikan standardisasi dari 11 negara Asia, Eropa dan Amerika mengikuti The International Cooperation for Erducation about Standardization (ICES) Conference and World Standard Cooperation (WCS) Academic Day 2018. Kegiatan diselenggarakan kerja sama Univeristas Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang dan Badan Standardisasi Nasional (BSN). Kegiatan dilaksanakan di Eastparc Hotel Selasa - Kamis (3-5/7/2018).
Kepada media, Kepala BSN Prof Bambang Prasetya disele konferensi menekankan pentingnya meningkatkan budaya standar di kalangan masyarakat. Ini perlu kerja sama antara stakeholder dengan BSN. Dan standar paling penting menurut Bambang adalah pendidikan. Bahkan untuk membangun kepedulian yang tidak instant menurut Kepala BSN adalah membangun lewat investasi pendidikan.
“Karena itu, penyelenggaraan ICES Conference and WSC Academic Day 2018 merupakan role model dalam memasyarakatkan standarisasi di kalangan masyarakat luas," ujarnya.
Sementara Kepala Balitbang Industri Kemenperin Dr Ngakan Timur Antara menekankan, pemahaman masyarakat tentang pentingnya standarisasi perlu ditanamkan sejak usia dini. Salah satu cara yang efektif untuk mewujudkan hal itu adalah lewat jalur pendidikan, karena jika sekadar melakukan sosialisasi hasilnya tidak akan bisa maksimal. Namun masuk ke kurikulum pendidikan juga tidak mudah
"Standarisasi menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat yang harus diperhatikan. Karena tanpa adanya kesadaran masyarakat berkaitan dengan standarisasi Indonesia akan mengalami kesulitan untuk bersaing dengan negara lain. Supaya hal itu tidak terjadi, pemahaman tentang arti pentingnya standarisasi perlu ditanamkan sejak usia dini," kata Ngakan. (Fsy)