YOGYA, KRJOGJA.com - Sejumlah penyempurnaan terus dilakukan oleh pemerintah dalam penyelenggaraan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Kendati demikian, adanya isian pendek dalam USBN SD dinilai kurang tepat.
Karena adanya soal isian singkat dalam USBN dikhawatirkan bisa memberatkan siswa. Supaya hal itu tidak terjadi, alangkah baiknya apabila, ada kajian mendalam terlebih dahulu.
"USBN ini sifatnya lebih pada fungsi pemetaan satuan pendidikan. Jadi saya kira akan lebih baik apabila soal USBN SD menggunakan model cek point, seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena kalau dipaksakan ada soal isian singkat, saya khawatir bisa membebani siswa, selaku peserta
ujian,†kata Ketua Dewan Pendidikan, Dr Ariswan kepada KR di Yogyakarta, Rabu (10/01/2017).
Ariswan mengatakan, esensi kurikulum 2013 mengamanatkan untuk bisa menimbulkan sikap kritis pada siswa. Kendati demikian, bukan berarti pemerintah jadi memaksakan diri untuk membuat soal isian singkat
dalam USBN. Karena tujuan dari pendidikan tidak sekadar berkaitan persoalan akademik semata, namun juga pembentukan karakter anak.
"Kesuksesan anak tidak hanya dipengaruhi oleh nilai dalam USBN, tapi juga karakter. Oleh karena itu sebelum kebijakan itu nantinya diterapkan, alangkah baiknya jika kondisi sekolah dan siswa yang cukup beragam juga diperhatikan,†terangnya.
Lebih lanjut pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menambahkan, keputusan pemerintah untuk tetap melaksanakan USBN PAdengan tiga Mapel merupakan kebijakan yang tepat. (Ria)