SOLO,KRJOGJA.com - Lembar jawab ujian bagi peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang berlaku curang tidak diikutkan dalam proses koreksi. Sekitar 128.000 nama yang dinyatakan diterima ujian tulis SBMPTN 2017 yang diumumkan 13 Juni pukul 17.00 adalah benar-benar memiliki nilai tertinggi dan tidak curang.
"Jadi peserta yang lolos pasti memiliki nilai tertinggi dan bebas dari tindak kecurangan," jelas Prof Dr Ravik Karsidi MS, ketua pusat SBMPTN 2017, Minggu (11/06/2017). Disebutkan dalam SBMPTN ada sekitar 128.000 kursi yang diperebutkan lebih dari 800.000 peserta di seluruh tanah air. Ketika dilakukan tahapan validasi panitia menemukan dan merangkum peserta yang berlaku curang.
Kecurangan, lanjut Prof Ravik, banyak terjadi di tes berbasis kertas (PBT). "Kalau di CBT sangat limit untuk diakali. Jadi kecurangan kebanyakan terjadi diujian tulis. Itu pun kebanyakan dilakukan peserta di kota-kota besar," tutur Prof Ravik yang didampingi ketua panitia lokal Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof Drs Sutarno MSc PhD.
Prof Ravik tidak menyebutkan jumlah kecurangannya berapa. Tapi modus yang dilakukan masih mirip dengan tahun lalu. Selain ada yang memanfaatkan IT seperti handphone lengkap earphone ada juga yang memnafaatkan jasa joki dengan ujian secara terpisah. Identitas sama berada di dua lokasi ujian yang berbeda.
"Tapi semua tetap dikonangi. Karena kami sudah mengembangkan sistem deteksi yang sangat kredibel. Praktek kecurangan pasti tertangkap," tandasnya. Selain curang ada juga peserta yang gugur karena tidak mengisikan nama dalam lembar jawaban. Berbagai kekurangan dan kecurangan ditemukan dalam proses validasi menjelang pengumuman.
Sementara Prof Sutarno menambahkan tahun ini UNS siap menerima 3075 calon mahasiswa baru dari jalur SBMPTN. Ini merupakan 50 persen dari daya tampung UNS.(Qom)
