YOGYA, KRJOGJA.com - Tahun ajaran 2019/2020, seluruh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau sekolah nonformal menerapkan kurikulum 2013 (K-13). Guna mempersiapkan itu, seratus guru/tutor PKBM se-Kota Yogyakarta mengikuti Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 di Kantor Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Jumat-Minggu (5-7/7/2019).
Â
Pelatihan diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta bekerja sama Home Schooling Primagama (HSPG) dan Forum Komunikasi PKBM Kota Yogyakarta. Pelatihan dibuka Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santoso Asrori.Â
Direktur HSPG Ir Kusnanto MM mengatakan, dalam implementasi K-13 ini, sistem pembelajaran dan evaluasi yang digunakan sekolah nonformal adalah sistem modul. Ini berbeda dengan sistem sebelumnya yaitu semester. "Penerapan K-13 diharapkan meningkatkan mutu pendidikan sekolah nonformal semakin berkualitas," terang Kusnanto kepada KRJOGJA.com, Sabtu (6/7/2019).
Kelebihan sistem modul yang diimplementasikan sekolah nonformal, menurut Kusnanto, pembelajarannya tematik dan lebih kontekstual diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan peserta didik punya daya analitis yang tinggi, kreatif dan memiliki logika berfikir yang lebih baik. "Dalam K-13, siswa yang lebih banyak mencari tahu, adapun guru hanya sebagai fasilitator atau pendamping duskusi disesuaikan tema," ujarnya.
Dijelaskan Kusnanto, dalam K-13, pembelajarannya mengombinasikan belajar tatap muka di kelas dan daring (online). Siswa diminta membaca materi belajar terlebih dahulu, kemudian didiskusikan di kelas didampingi guru sebagai fasilitator. "Dengan sistem modul ini sangat dimungkinkan siswa untuk akselerasi," ujarnya. Keunggulan lain, sekolah nonformal memiliki pendidikan vokasi disesuaikan bakat dan minat siswa. Sehingga saat lulus, siswa tidak hanya punya ijazah tapi juga sertifikat kompetensi yang bisa digunakan untuk bekerja. (Dev)